Contoh Pacaran Islami ala Ibnu Qayyim Al-Juziyah (8)

‘Umar bin Bukair telah menceritakan bahwa pernah ada seorang lelaki pedalaman yang menceritakan pengalaman bercintanya:

Aku pernah jatuh cinta kepada seorang wanita selama beberapa tahun. Aku sering mengapelinya [yakni mengunjunginya] dan mengobrol dengannya tanpa melakukan suatu perbuatah pun yang mencurigakan (dinilai berdosa).

Namun suatu malam yang gelap kulihat telapak tangannya yang putih mulus, sehingga membuatku tidak tahan untuk memegangnya.

Begitu aku memegangnya, dia terkejut dan berkata: “Jangan lakukan ini! Jangan engkau rusak hubungan kita, karena sesungguhnya tidak sekali-kali birahi cinta dilampiaskan, melainkan pasti akan merusaknya.”

Aku pun bangkit menjauh darinya dengan keringat yang bercucuran karena malu. Sejak saat itu aku tidak berani lagi melakukan hal-hal yang semisal.

— — — —

Seorang pemuda jatuh cinta kepada seorang gadis dan cintanya ternyata bergayung sambut dari pihak sang gadis, sehingga berita percintaan keduanya telah tersiar.

Pada suatu hari mereka berduaan tanpa ada orang lain [di antara mereka], lalu sang pemuda berkata kepada kekasihnya: Marilah kita realisasikan apa yang telah dikatakan oleh orang-orang tentang kita.”

Sang gadis menjawab: “Tidak, demi Allah, jangan sampai hal itu terjadi, karena aku telah membaca firman-Nya: ‘Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa.’ [QS. Az-Zukhruf (43): 67]

===============

Kutipan dari Ibnu Qayyim Al-Juziyah, Taman Orang-orang Jatuh Cinta & Rekreasi Orang-orang Dimabuk Rindu (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2006), sub-bab “Berbagai Hadits, atsar, dan riwayat yang menceritakan keutamaan memelihara kesucian diri”, hlm. 642-643, dan sub-bab “Cinta yang suci tetap menjadi kebanggaan”, hlm. 655.

1 thoughts on “Contoh Pacaran Islami ala Ibnu Qayyim Al-Juziyah (8)

  1. Ping-balik: Pacaran islam a… | rudiykom

Komentar ditutup.