10 Perbedaan Ta’aruf dan Pacaran Islami

Konsep Ta’aruf praNikah ada banyak. Begitu pula konsep Pacaran Islami. Begitu banyak kuantitas konsep-konsep itu, sehingga kita tak bisa secara eksak menyimpulkan perbedaan antara ta’aruf dan pacaran islami. Sekalipun demikian, kita dapat menganalisis perbedaan antara konsep seseorang dan konsep seseorang lainnya. Misalnya antara konsep saya mengenai pacaran islami (yang saya tuangkan di blog Pacaran Sehat ini) dan konsep seorang penulis mengenai taaruf (yang dia tuangkan di buku Taaruf, Keren..! Pacaran, Sorry Men!).

Sebetulnya ada banyak kesamaan antara konsep saya dan konsep dia. Diantaranya, sama-sama berusaha untuk tidak mendekati zina. Sungguhpun demikian, saya lihat ada beberapa perbedaan sebagai berikut.

1) Kapan dimulai?
Taaruf (T): ketika kedua pihak sudah benar-benar siap untuk menikah.
Pacaran Islami (PI): ketika kedua pihak sudah bertekad bulat untuk bersama-sama mempersiapkan pernikahan mereka.

2) Berapa lama?
T: maksimal tiga bulan.
PI: sampai tujuan tercapai, yaitu siap menikah.

3) Bagaimana kehalalan/kebenaran prosesnya?
T: yakin “100% halal”, tanpa memperhitungkan kemungkinan bid’ah (atau penyimpangan dari Jalan Ilahi).
PI: yakin bahwa yang 100% benar ialah Allah Sang Mahabenar, sehingga memohon supaya Dia senantiasa menunjukkan Jalan-Nya yang lurus.

4) Bagaimana metode komunikasinya?
T: mengharuskan adanya perantara atau moderator, melarang komunikasi langsung antara kedua pihak.
PI: menganjurkan adanya perantara atau “agen cinta” disamping membolehkan komunikasi langsung antara kedua pihak.

5) Bagaimana metode pemerolehan informasinya?
T: mengharuskan bertanya tentang segala hal yang ingin diketahui tentang sang calon pasangan hidup.
PI: menganjurkan untuk menjadi “pendengar yang baik” terhadap segala yang diungkapkan oleh sang calon pasangan hidup.

6) Apa kriteria kesuksesannya untuk berlanjut ke pernikahan?
T: menetapkan kriteria-kriteria yang agak berat, sehingga cenderung sulit dipenuhi oleh orang awam, seperti “sudah menghapal dan memahami arti dari keseluruhan Al Quran surat Annisa”
PI: menganjurkan pemenuhan sebagian besar kriteria-kriteria yang agak ringan, sehingga cenderung mudah dipenuhi oleh orang awam, seperti diuraikan dalam halaman Siap Menikah.

7) Bagaimana komunikasi dengan keluarga si dia?
T: melarang calon istri untuk mendatangi keluarga calon suami, tetapi membolehkan calon suami untuk mendatangi keluarga calon istri.
PI: membolehkan calon istri untuk mendatangi keluarga calon suami, disamping membolehkan calon suami untuk mendatangi keluarga calon istri.

8) Bagaimana memperkenalkan calon istri kepada keluarga calon suami?
T: calon suami cukup membawa foto keluarga besar calon istri dan menceritakan secara lengkap tentang keadaan dan kondisi keluarga calon istri.
PI: calon suami dan calon istri sebaiknya memfasilitasi terjalinnya hubungan silaturrahim antara keluarga kedua pihak dengan berbagai cara yang makruf, baik melalui media maupun tatapmuka langsung.

9) Bagaimana supaya lebih dikenal oleh si dia?
T: mengharuskan adanya biodata yang disertai foto untuk disampaikan kepada si dia.
PI: menganjurkan adanya interaksi dengan berbagai cara yang makruf, baik melalui media maupun tatapmuka langsung.

10) Bagaimana hubungan kedua pihak bila merasa tidak mantap untuk berlanjut ke proses berikutnya?
T: kalau tidak mantap, ya di-cut (diputus) hubungannya.
PI: kalau memang benar-benar tidak mantap, boleh putus hubungan asmara, tetapi sebaiknya tetap menjalin hubungan persahabatan dalam rangka memelihara tali silaturrahim.

Artikel terkait:
1) Awas! Taaruf praNikah = bid’ah sesat!!!
2) Pembatasan Masa Taaruf (yang Bid’ah dan yang Bukan Bid’ah)
3) Curhat: Pilih pacaran atau taaruf?

Wallaahu a’lam.

35 thoughts on “10 Perbedaan Ta’aruf dan Pacaran Islami

  1. hah.. jatuh hati ama yg bukan muhrim aja udh di bilang ZINA HATI..
    gak mungkin lah ada yg namanya pacaran islami..
    parah..
    nih blog bener2 blog sesat..

  2. Waduh bang Arh… qt manusia biasa yg dikaruniai perasaan ma ALLAH… Cinta merupakan karunia dari ALLAH… tp bukane gmna y pak pnulis… klo aq pribadi… klo suka ma org ckp diungkapin ja.. gk ush gmn2 ntar klo jodoh jga gk kmn… aq gk tau bnyak tntang islam… tpi aq tau ISLAM mengajarkan cara qt berteman dengan lawan jenis..

  3. kalo jth cinta ma bkn muhrim dikatakan Zina hati, gmn dengan sebuah hadis aq ga begitu inget diriwayatkan sapa. tp klo ga slh distu dinyatakan spy mengungkapkan isi hati; slh sorang sahabat bilang pd rosulullah klo dia sdg mencintai seseorang, kmudian Rosulullah menyarankan agar mengungkapkan pada wanita itu.

    gimana tuh bang Arh??

  4. Ping-balik: My Blog » Blog Archive » Taaruf, Keren..! Pacaran, Sorry Men!)

  5. subhanallahhh….
    kenapa harus ada pacaran islami,hal itu hanya akan membuat orang lain terus berpacaran dengan topeng islam padahal ia telah melakukan zina hati,bohong jika orang pacaran tidak melakukan zina hati…
    saya lebih setuju dengan ta’aruf daripada pacaran islami…
    pacaran sudah terlalu dekat dengan pasangan namun ta’aru belum, , ,
    mendekati zina saja tidak boleh,karena mata dan telinga kita ini juga adalah alat zina,jika sudah saling bertemu dan bertatap muka maka sudah dikatakan zina,meskipun zina kecil..

    untuk iis…
    rasulullah tidak mungkin menyuruh sahabatnya langsung mengungkapkan hal itu kepada wanita tersebut…
    tapi tentu ada prosedur dan caranya,,,yaitu ta’aruf,,,
    janganlah kita menilai suatu hadist dengan langsung menerimanya tanpa ditanya dan diteliti makana itu,padahal kita tidak mengerti dan belum tahu benar makna ucapan Rasulullah tersebut..salah berpikir maka itu akan berpengaruh besar buat diri kita….
    wallahu’alam….
    semoga Allah membuka hati kita,,,
    mengapa orang harus memperjuangkan PACARAN?kenapa????

    unknown id…
    kita memang diciptakan dengan cinta, dengan cinta ini sebenranya dunia kita aman dan tentram…
    tapi untuk masaalah cinta kepada lawan jenis itu boleh,dan sangat boleh…tetapi perlu di ingat dalam islam ada aturan dan Allah telah mengaturnya…kita semua sudah ditetapkan jodoh oleh Allah AWT..jadi jaganlah takut kalo tidak dapat pasangan hidup…
    kalau memang kita suka dengan wanita itu lakukanlah ta’aruf supaya menhindarkan fitnah….karena dengan itu kita akan menyelamatkandiri kita dan orang lain,karena fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan…
    SUBHANALLAH….

    percayakah kalian dengan kata2 Allah…
    bahwa setiap hambanya sudah diciptakan berpasang-pasangan…
    dan Allah juga mengatakan bahwa jodoh kita itu akan kita dapat seperti diri kita,maksudnya sifat pasangan kita akan sama dengan diri kita,,,jika kita penjahat maka pasangan kita juga penjahat,,jika kita alim maka pasangan kita juga alim…
    janganlah kalian mempermasalahkan tentang jodoh,,,kalian pasti kan memilikinya,,,tapi bagaimana anda menyikapinya…dengan akal kah,imankah???atau akal dan imankah?????

  6. @ Unknown ID
    Ya, “ISLAM mengajarkan cara qt berteman dengan lawan jenis..” Lebih dari itu, Islam juga mengajarkan cara mencari jodoh. Lihat konsep mencari jodoh secara islami

    @ Ari
    1) Mengapa Anda menuduh “bohong jika orang pacaran tidak melakukan zina hati”? Ingatlah bahwa menuduh tanpa bukti itu sama saja dengan fitnah! Mengenai pengertian “zina hati”, lihat Pengertian zina-hati dan mendekati-zina lainnya
    2) Apakah untuk pernikahan pranikah, Islam mengajarkan taaruf? TIDAK. Yang diajarkan adalah tanazhur. Lihat Taaruf: Sebuah istilah yang asal keren?
    3) Alasan islamisasi pacaran ini sudah kami terangkan di halaman Ayo Pacaran

    @ Muda Bentara
    Ya, kita boleh langsung nikah. Tidak ada larangan untuk langsung menikah saja. Namun menurut sunnah Nabi, sebelum nikah itu sebaiknya tanazhur lebih dulu. Lihat Taaruf: Sebuah istilah yang asal keren?

  7. PACARAN ISLAMI???
    AFI.. MENGAPA HARUS SUSAH2 BIKIN KONSEP PACARAN ISLAMI YANG JELAS2 INI BISA JADI AJANG PROVOKASI PERPECAHAN KITA

    KALO MEMANG ANTUM MASIH PERCAYA ALLAH MAHA KUASA.. CUKUPLAH ALLAH MENJAMIN WANITA YANG BAIK TUK LAKI2 YANG BAIK DAN SEBALIKNYA..

    INGAT!… MULAILAH DENGAN YANG BAIK KALO MMG INGINKAN YANG BAIK.

    BAIK CARANYA (GAK BIKIN KONTRAVERSI GINI), BAIK TUJUANNYA, BAIK PENYAMPAINNYA. EN DAHULUKAN IMAN KEMUDIAN BARU AKAL. WHY.. KARENA KLO MENDAHULUKAN AKAL DULU, LOGIKA (TERBALIK) SEDEKAH GAK AKAN ENTE TERIMA (MASAK NGASIH 1 DAPET 10 SIH)

    DI ISLAM ITU HANYA ADA BENAR DAN SALAH, HITAM DAN PUTIH.. GAK TENGAH2 ATAU ABU2 SEPERTI INI!

    BUAT YANG PUNYA BLOG INI… SMOGA ALLAH SWT SEGERA MEMBUKA PINTU HANTINYA, MENUNJUKKAN YANG BENAR ITU BENAR.AMIIN

    WALLAHU’ALAM BISHAWAB

  8. hm… sebegitu antipatinya kah dengan sebuah kata “pacaran”?
    mungkin akan banyak juga yang bakalan antipati dengan kata “dajal” 😀

    @kang shodiq
    maaf kalo OOT 😀
    lam kangen 😀
    aku cinta padamu…. (beneran lho…, ada yang mikir aneh2 ga ya… :D)

  9. wah klo pada bertengkar kayak gini malah bikin runyam… mending jalani hidup ini dengan baik. itu aja udah cukup. make it simple

  10. wah, wah… tampaknya sampe hari kiamat para penyeru syahwat tanpa batas akan selalu berupaya masuk lewat jalan terhalus sekalipun, seperti blog ini…
    dan yang paling parah adalah ketika seseorang itu salah, dan dia tidak merasa salah sama sekali, bahkan dialah yang merasa “paling benar”, dan itu kerugian yang nyata. lihat saja penukilan dan penafsiran “semau gue” yang dibawakannya dengan menisbatkan kepada seorang ulama yang terhormat (contoh: abu syuqqah)
    motivasi apa dibalik blog2 pacaran-nya shodiq mustika ini ya? pendukungnya juga makin banyak pula. terutama mereka yang ingin mendapat pembenaran saat melakukan maksiyat kepada Allah. atau mereka yang sedang mabuk kepayang, tapi masih takut akhirnya mendapat tempat berlabuh yang cocok untuk meneruskan langkahnya… semoga Allah menampakkan yang benar itu benar dan yang bathil itu bathil kepada kita semua…. silahkan dimoderasi saja, m shodiq. itu adalah cara mudah membangun opini publik tanpa capek-capek berdiskusi dengan dampak yang luas, karena orang yang masuk di blog ini semakin mendapat pembenaran dengan banyaknya pendukung tulisa-tulisan shodiq mustika yang aneh…

  11. Masyaallah…
    apa sih sebenernya maksud mas shoddiq bikin blog kaya gini?

    buat yg masih ragu dan cari pembenaran mengenai pacaran, sok dicari di Al-Qur’an,
    surat dan ayat berapa yg menganjurkan umat muslim berpacaran dalam hal mencari jodoh?

    setelah saya baca konsep pacaran islaminya mas shoddiq,
    kayanya lebih banyak gak jelasnya dan gak pasti endingnya,
    iya klo orang yg sedang berinteraksi melalui pacaran islami ini beneran pasangan hidup kita?

    kalo bukan?
    kesia-siaan lah yg kita dapat,
    dan akan muncul perasaan atau cap “mantan”
    dalam hati.
    belum lagi beban emosional yang harus ditanggung,
    apalagi dengan tidak adanya anjuran batas waktu,
    semakin lama keterikatan kita dgn seseorang,
    semakin besar beban emosional yang ditanggung

    jika ta’aruf gagal,
    lantas apakah hubungan tali silaturahim putus begitu saja?
    naudzubillah…
    Islam melarang umatnya untuk memutus tali silaturahim,
    jika memang demikian,
    dalam ta’aruf kedua belah pihak insyaallah dapat menerima ketidakberlanjutan proses ini
    dgn cara dan penyikapan yg baik,
    dan lebih jelas bagi keduanya, bahwa hubungan yg terjadi kemudian tidak lagi bertujuan ke pernikahan
    lebih fair bukan?

    Mas shoddiq memunculkan kesan yg berat dan sulit pada proses ta’aruf.
    yang perlu diingat, pernikahan memang bukanlah hal yg mudah,
    ia mengandung konsekuensi dan tanggung jawab yang besar,
    sehingga proses menujunya pun harus dipersiapkan dengan serius.

    Wallahualam bishawwab

  12. @Ami

    Kayanya anda menilai dengan berat sebelah deh…
    Saya si ga peduli dengan istilah pacaran, taaruf jodohan whatever
    Yang penting ga melanggar syariat…

    >>>buat yg masih ragu dan cari pembenaran mengenai pacaran, sok dicari di Al-Qur’an,
    surat dan ayat berapa yg menganjurkan umat muslim berpacaran dalam hal mencari jodoh?>>>

    Then, di Quran pun sampai saat ini saya belom menemukan kalo mau mencari jodoh diharuskan lewat taaruf, perjodohan or apapun…coba kita teliti lagi…bener ga 🙂

    >>>jika ta’aruf gagal,
    lantas apakah hubungan tali silaturahim putus begitu saja?
    naudzubillah…
    Islam melarang umatnya untuk memutus tali silaturahim,
    jika memang demikian,
    dalam ta’aruf kedua belah pihak insyaallah dapat menerima ketidakberlanjutan proses ini>>>

    Jika taaruf gagal, anda langsung menjudge bahwa tali silaturahmi tidak putus, sementara jika pacaran…maka setelah gagal langsung putus silaturahmi…

    Buat saya, itu bukan hal yg objektif
    Yang sakit hati dan putus silaturahmi gara2 taaruf juga ada ko…siapa blg sakit hati+putus silaturahmi cuma milik pacaran
    Mo sakit hati ataw ga…
    Mo putus silaturahmi ataw ga…
    Ga ada hubungannya ma taaruf or pacaran, tapi tergantung dari kedewasaan sikap kedua orang pelakunya…
    Bener ga… 🙂

    Wassalam

  13. “Pacaran setelah nikah”
    Kayaknya gak kontroversial daripada “pacaran islami”
    Pacarannya setelah nikah aja,lebih seru,indah,dan diridhoi |Alloh SWT
    do you agree…?????????????

  14. @ Yang prihatin
    Islam tidak hanya menerima yang putih, tetapi juga yang merah, kuning, hijau, biru, dan warna-warna lainnya. Perhatikanlah tipe-tipe sahabat Rasulullah yang berlainan. Ada yang cenderung keras seperti Ibnu Umar, ada pula yang cenderung lunak seperti Ibnu Abbas.

    @ dajal007
    Makasih atas salam kangennya, juga ekspresi cintanya.
    Aku menerimanya dengan suka-cita.
    Islam memang mengajarkan kita untuk mengungkapkan cinta kepada saudara yang kita sayangi.

    @ bimo
    Ya, kita tak perlu bertengkar. Hidayah itu Allah yang menentukan. Kita tak bisa memaksakannya kepada orang lain.

    @ Wahyu & Ami
    Motivasi/maksud blog ini sudah diterangkan sejak awal di halaman Ayo Pacaran

    @ Kaezzar
    Lagi-lagi aku berterima kasih atas bantuan penjelasannya.

    @ san_3 gadungan
    Bagi pendukung pacaran islami, justru “pacaran setelah nikah”-lah yang kontroversial. Sebab, arti pacaran adalah persiapan sebelum menikah. Kalau kita terima istilah “pacaran setelah nikah”, apakah semua yang sudah nikah itu hendak menikah lagi?

  15. semua berpendapat atas pembenaran.
    tapi saya malah jadi bingung……????
    yang jelas saya hanya bisa memohon pada Allah agar saya dipertemukan dg ikhwan sejati yg Allah pilihkan….dipersatukan dalam ikatan pernikahan yg suci yg Allah ridhoi dan dipersatukan dalam cinta yg Allah ridhoi….dan saya yakin itu……..

  16. parah..parah..istighfar…saya TIDAK SETUJU ada PACARAN dalam islam sebelum menikah

    • @ “aku”
      Boleh-boleh saja kau tidak setuju. Kami menghargai sikapmu, sebagaimana kami menghargai sikap saudara-saudara kita lainnya yang mendukung pacaran islami.

  17. Assalamu’alaikum wr wb.

    Kepada para pengujung blog ini ,, Saya anjurkan untuk membaca buku “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan” karangan Salim A Fillah…
    Insya Allah anda dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah,,

    Dan juga kepada bapak M Shodiq Mustika,, saya juga anjurkan untuk membaca buku tersebut,, mudah2an Allah SWT menampakkan yang benar itu benar dan yang bathil itu bathil kepada bapak..

    Wallahu’alam bisshawab

    Wassalamu’alaikum wr wb.

    • @ sarah

      Marilah kita berdoa semoga “Allah SWT menampakkan yang benar itu benar dan yang bathil itu bathil” kepada kita semua, termasuk ukhti, bukan hanya kepada saya. Aamiin.

      Untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah dalam hal pacaran islami (dan hal-hal lainnya), satu buku tidaklah memadai. Apalagi ukhti sendiri sudah mengakui ungkapan “wallaahu a’lam”. (Artinya, Allah lah yang Mahatahu. Jadi, yang Mahatahu itu bukanlah si penulis buku.)

      Tak sedikit buku penentang (bahkan penghujat) islamisasi pacaran yang sudah saya baca. Saya bahkan sudah menulis satu buku tersendiri sebagai bantahan terhadap buku-buku semacam itu. (Lihat “Wahai Penghujat Pacaran Islami“.)

      wa’alaykumus salaam war. wab.

  18. yap betul…
    lebih baik membaca tulisan salim a fillah
    1. jalan cinta para pejuang
    2. kerenkan diri trus nikah dini
    3. menikahlah maka kamu akan kaya
    4. indahnya pacaran setelah menikah

    • @ pandakeadilan
      Untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah dalam hal pacaran islami (dan hal-hal lainnya), seribu buku pun tidaklah memadai. “Allaahu a’lam”. Artinya, Allah lah yang Mahatahu. Jadi, yang Mahatahu itu bukanlah si penulis buku.

  19. kalo begitu apa yang anda sampaikan tidak ada dalil sama sekali. lemah dan melemahkan. saya heran kenapa masih menjadi rujukan…
    banyak yang tertipu. kalo seribu buku tidak bisa menjadi hujjah, buat apa anda membuat makar dengan membuat buku tersebut.

    lemah dan melemahkan.

    • @ danu
      Perhatikanlah konteks pembicaraan kita. Pandakeadilan membenarkan klain ukhti sarah bahwa ada buku yang bisa menjadi acuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Padahal, hanya Allah sajalah yang Mahatahu.
      Mestinya kita harus meyakini bahwa buku-buku itu bukanlah kitab suci. Kebenarannya tidaklah mutlak.
      Sungguhpun demikian, itu bukan berarti bahwa keberadaan buku itu sia-sia. Apabila buku itu berdasarkan ijtihad yang sah, maka apabila hasil ijtihadnya benar, pahalanya “dua”; sedangkan bila hasil ijtihadnya salah, maka pahalanya “satu”.

      • @ danu/pandakeadilan
        Berkomentar dengan isi yang sama berulang-ulang itu tergolong spam. Karena itu, kami menghapus komentar Anda yang isinya pengulangan belaka.

  20. Ping-balik: Benarkah pacaran islami itu hanya masalah istilah? « Fiqih Asmara

  21. Bisa aja nih bung Shodiq :). Bisa minta tolong untuk mengirimi referensi tentang pacaran Islami ke mail saya tidak ya…?
    Jazakumullahu khairan sebelum dan sesudahnya

  22. Ping-balik: Benarkah pacaran islami itu hanya masalah istilah? « Indonesia Hot

Komentar ditutup.