Terjebak Rayuan Maut

Salahku sendiri. Saat itu aku terjebak oleh rayuan maut kata-kata sexy Kang Tutur. Cantiknya tutur-katanya membuat diriku kehilangan akal sehat. Manisnya rayuannya…. oh, aku terbuai. 

Begitu terbuainya diriku, hingga hanya dalam beberapa menit, aku terjebak sampai 20 kali. Bayangkan, 20 kali. Namun demi efisiensi komunikasi, yang aku paparkan di bawah ini cukuplah lima jebakan yang paling maut: 

Jebakan 2: 

3 contoh agung [Aisyah r.a., Umar bin Abdul Aziz, dan orangtua Imam Syafi’i] diatas, adalah contoh pernikahan menurut islam tanpa melalui proses pacaran dan melahirkan generasi islam yang luar biasa.  

Hanya dengan melihat 3 contoh itu, aku terjebak mengira bahwa semua pernikahan menurut islam adalah “tanpa melalui proses pacaran”. Aku lupa bahwa yang dimaksud dengan “pacaran islami” di mata M Shodiq Mustika adalah “tanazhur pranikah”. Aku pun lupa bahwa “tanazhur pranikah” merupakan aktivitas yang dilakukan pula oleh Rasulullah dan beliau pun menganjurkan para sahabat untuk melakukannya. Itulah generasi islam yang luar biasa. Sampai kapan aku lupa? 

Jebakan 3: 

Maknanya, tanpa pacaranpun tak mengurangi makna pernikahan itu, karena proses mengenal, mencintai, mengasihi dapat dimulai setelah menikah. 

Betul. Kita dapat memulai proses itu setelah menikah tanpa mengurangi makna pernikahan. Namun aku lupa bahwa kita juga bisa memulainya sebelum menikah, sembari meningkatkan nilai pernikahan. 

Jebakan 6: 

Pelan-pelan setelah istilah itu diterima logika dan menjadi hal yang biasa barulah nanti masuk ke tahap “penghacuran” berikutnya. 

Masak sih?! Mana bukti obyektifnya? (Mana dalilnya?) TOLOOONG! TUNJUKKAN BUKTINYA! 

Jebakan 16: 

Umar bin Khatab bergetar badannya karena takut bila ada yang mengingatkan beliau tentang kehati-hatian itu.  

Kalau memang Umar bin Khatthab, seperti sang penutur, merasa “gerah” terhadap istilah “pacaran islami” (atau istilah lain yang dapat diqiyaskan dengannya), tolong TUNJUKKAN BUKTINYA! 

Jebakan 17: 

Jadi, untuk tuan Mustika, saya hanya keberatan dengan istilahnya saja, sebaiknya anda ganti dengan “Pacaran a la Mustika”  

Aduuuh…. gimana ya? Tujuan kita ‘kan islamisasi pacaran, bukan mustikaisasi pacaran.  Bagi ikhwan/ahwat yang keberatan seperti sang penutur, sudah disediakan istilah “tanazhur pranikah”. Inilah alternatif pengganti “pacaran islami”. Alternatif ini sudah dijelaskan di blog “Pacaran Islami”, bukan? 

=========== 

Tembusan: aRuL Mihael “D.B.” Ellinsworth abdulsomad mee masih mode invisible Sawali Tuhusetya antobilang kuro-sama Mrs. Neo Forty-Nine peyek danalingga kaezzar ‘K, kakeko abeeayang baliazura poppykadarisman Ferry ZK papabonbon wedulgembez Abu Gosok dejava manusiasuper Herianto  

 

16 thoughts on “Terjebak Rayuan Maut

  1. hehehe…berbeda pendapat itu biasa, tapi kalau arahnya sudah menyerang pribadi, jadi luar biasa… 🙂

    *menandakan kualitas pribadi*

  2. Setuju 1000% dg pandangan Pyrrho.

    Ana heran kenapa para penentang islamisasi pacaran itu suka nuding tanpa bukti. Udah berkali-kali ustad Shodiq minta bukti, tak diberi-beri jua. Tanya kenapa! (Jangan-jangan, mereka emang gak punya bukti!)

  3. Ping-balik: Korban fitnah Mohon saran « M. Shodiq Mustika

  4. Setiap ada yg kejebak pasti mengakibatkan kemacetan …
    Salah satu cara menghindari kemacetan adalah mencari alternatif jalan lain…
    Awasi jalan buntu, karena ini lebih lagi dari keterjebakan … 😆

  5. tau deh mana yang bener ………..
    mana yang salah …..
    yang jelas aku baru jomblo ……..
    ada yang punya saran.?

  6. @ Kopral

    Dalam pengamatanku Kopral nggak terjebak, dan semoga nggak akan terjebak.

    @ Herianto

    Betul. Jalan buntu itu bernama “debat kusir”, komunikasi satu arah belaka, dsb. Begitu, bukan?

    @ mccoy

    Emangnya umurmu berapa? Kalo sudah saatnya, cari pasangan dong! Kalo belum saatnya, ya sabar dulu deh.

    @ gita

    Duh, manisnya. Aku juga mau gitu. 🙂

    @ nurussadad

    Lha si dia lebih suka digantung ataukah ditolak?

  7. cinta aku tetap mencintaimu.
    walau cinta tak mencintaiku.
    tapi kurasakan indahnya mencintai cinta yang tidak mencintai

Komentar ditutup.