Ciuman dengan Pacar (PR untuk Penentang Pacaran Islami)

Rupanya, ketika aku beristirahat dari ngeblog, masih ada cukup banyak pengunjung blog ini. Di luar sana pun masih ada banyak yang memperbincangkan tema yang amat menarik ini.

Kuperhatikan, orang yang terang-terangan mendukung islamisasi pacaran semakin banyak. Namun, saudara kita yang terang-terangan menentang pacaran islami masih banyak pula. (Asyiiik! Dengan adanya pro-kontra ini, mudah-mudahan semakin dekatlah kita dengan kebenaran. Aamiiin.)

Di satu sisi, pada kedua pihak terdapat satu kesamaan yang sangat mendasar. Keduanya sama-sama berprinsip: jangan dekati zina.

Di sisi lain, terdapat satu perbedaan yang kecil (furu’) antara kedua pihak. Pendukung islamisasi pacaran menyatakan bahwa dalam pacaran, kita tidak harus mendekati zina. Sedangkan penentang pacaran islami mengklaim bahwa orang pacaran itu pasti mendekati zina, sehingga mustahil ada pacaran yang islami.

Pada kedua pihak, ada sedikit perbedaan pandangan mengenai apa yang dimaksud dengan “mendekati zina”. Sekalipun demikian, keduanya sepakat bahwa aktivitas yang merangsang syahwat, seperti berciuman, pastilah tergolong “mendekati zina”.

Oleh karena itu, aku jadi tertarik mengajukan PR (lagi) kepada para penentang pacaran islami:

Selenggarakanlah sensus terhadap semua orang yang pacaran. Ajukanlah satu pertanyaan: “Pernahkah kamu berciuman dengan pacarmu?”

Oh iya, kayaknya sensus itu terlalu berat. Sebagai gantinya, adakanlah penelitian ilmiah terhadap sampelnya saja.

Mungkin kita pernah mendengar adanya survei yang memamerkan bahwa “97% cewek Yogya sudah tidak perawan lagi”. Atas dasar ini barangkali ada yang menduga, tentunya 100% orang yang pacaran itu berciuman. Namun, survei tersebut keliru dan tidak ilmiah sama sekali. Dalam hal ini, M Fauzil Adhim menanggapi bahwa kalau tidak memanipulasi data, maka sang peneliti “tidak terlalu menguasai metodologi penelitian sehingga salah dalam mengambil sampel”.

Untuk saat ini, kami saksikan ada beberapa penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa tidak semua orang yang pacaran itu berciuman. Lihat saja salah satu penelitian ilmiah terhadap kalangan remaja yang sedang atau pernah pacaran. Di Medan, 73% responden nggak berciuman dan 96% responden tidak bersanggama. Di Yogyakarta, 76% nggak berciuman dan 92% tidak bersanggama. Di Surabaya, 73% nggak berciuman dan 97% tidak bersanggama. Artinya, hampir semua remaja yang pacaran di kota-kota itu nggak berzina dan sebagian besar tidak berciuman! (Lihat Masri Singarimbun, Penduduk dan Perubahan, hlm. 115.)

146 thoughts on “Ciuman dengan Pacar (PR untuk Penentang Pacaran Islami)

  1. assalamualaikum..
    hmm. terus terang, bapak m. shodiq (anda bapak2 kan??), saya kagum dengan pemaparan bapak yang seyakin2nya mengenai keberadaan dan kebenaran sebuah pacaran islami. dan keberhasilan memaparkannya dengan kata2 yang santun.
    saya percaya banyak yang berpikir ulang untuk menidakbolehkan pacaran setelah membaca semua postingan di sini.

    hukum Allah-lah yang penting. deal?
    saya mahasiswi sebuah perguruan tinggi. saya hidup di tengah2 kalangan orang yang hanif.
    alhamdulillah, mereka percaya bahwa lebih baik tunduk pada hukum Allah daripada melanggarnya.
    begitu juga dengan anda yang membaca comment saya ini.

    saya doakan agar kebenaran tetap tegak. saya percaya bapak juga yakin bahwa janji Allah adalah pasti..

    saya ingatkan juga (pada diri saya juga):
    seperti halnya ada pahala yang ‘berbuah’ banyak karena diteruskan kepada orang2 lainnya, ada pula dosa yang ‘berbuah’ karena diteruskan kepada orang2 lainnya.

    semoga situs ini dan para pembuatnya dan para pendukungnya bukanlah calon2 terkena hal kedua. semoga saya pun tidak demikian. amiin.

    mohon maaf atas segala kesalahan.
    wassalamu’alaikum wrwb.

  2. Assalamu’alaikum….

    koment lagi nich….mas shodiq saudara keliru jika berfikiran bahwa yang diharamkan itu cuma dilihat dari ciumannya saja,didalam islam semua unsur yang mendekati keperzinahan juga diharamkan,gak perduli dia melihat,memegang(bersentuhan),kata2 yang membangkitkan syahwat serta segudang hal yang senantiasa dimanfaatkan oleh syaithan,lagipula syapa yang bisa menjamin bahwa dua orang yang dalam istilah mas shodiq berpacaran secara islami tidak melakukan hal2 yang berbau perzinahan(na’udzubillahi mindzalik).

    Nie tahap2 terjadinya perzinahan:

    1(annadzhor(pandangan/melihat)

    2(kalam/takallam(berbicara/janjian)

    3(alliqo(janjian bertemu).

    4(kalau proses yang tiga diatas telah terjadi maka kemungkinan selanjutnya adalah berzinahan akan terjadi,paling tidak bibit2 perzinahan akan senantisa terbiasa mereka lakukan).

    Saudaraku dalam hadits yang diriwayatkan oleh bukhari&muslim dikatakan:tidaklah seseorang berkhalwat(berdua2an dengan orang yang bukan muhrimnya),kecuali yang ketiganya ada;lah syaithon.syaithon tlah bersumpah pada Allah,bahwa dia senantisa akan berusaha untuk menyesatkan bani adam dari jalan Allah yang lurus,sampai hari qiamah kelak…

    Wallahu ‘alam bishowab….

    Tanggapan M Shodiq Mustika

    wa’alaykum salam…

    Alhamdulillaah… Saya tidak berpikiran (dan tidak menyatakan) bahwa yang diharamkan cuma ciumannya. Jadi, saya tidak keliru dong! (Soal mengapa kasus ciuamlah yang saya angkat, saya sudah membahasnya di bagian komentar di atas. Silakan dibaca dengan cermat dan lengkap.)

    Yang terlarang adalah yang MENDEKATI zina. Kalau baru tahap sekedar melihat, berbicara, atau pun janjian ketemuan dengan lawan-jenis nonmuhrim, itu tidak tergolong mendekati zina. Sebab, peristiwa semacam ini diamalkan oleh Nabi saw. dan para sahabat. Bahkan, beliau pun pernah berkhalwat dalam keadaan terawasi. Lihat http://gaulgayarasul.wordpress.com/2006/12/31/4-gaul-akrab-sesuai-sunnah-nabi/

    Wallaahu a’lam.

  3. >>>>>
    BERDASAR DARI CLUE YANG ANTUM BERIKAN, ANA BISA DAPAT JAWABAN UNTUK PERTANYAAN ANA SEBELUMNYA…, TAPI JAWABAN ANA MUNGKIN AKAN BERBEDA DENGAN JAWABAN ANTUM…, DISINI ANA BERBICARA DALAM LINGKUNGAN SYARI’AT….BUKAN SOSIOLOGI…
    YANG ANA PAHAMI SAAT INI BAHWA SEORANG SUAMI TIDAK PERLU IZIN ISTERINYA DALAM BERPOLIGAMI…, TAPI OKE LAH…ANA IKUTI CLUE ANTUM…, DAN ANA DAH DAPAT CLUENYA…,BERARTI JIKA ISTERINYA MENGIZINKAN SUAMI UNTUK BERPOLIGAMI, MAKA BOLEH SUAMI ITU BERPACARAN LAGI KAN…SALING MENGASIHI DAN SALING MENCINTAI DENGAN PACARNYA? HMMMM….HMMMMM….OK ANA MENGERTI…
    >>>
    Apakah istrinya mengizinkan suaminya pacaran lagi ataw ngga, lagi2 itu tergantung sama istrinya
    Koz sebenernya bahasan poligami sendiri g ada kaitannya dgn halal haramnya pacaran kan 🙂

    >>>
    EH DALAM PACARAN ISLAMI ITU ADA BATASAN WAKTU NGGAK SIH…?
    KALO PAK M SHODIQ UDAH NULIS ARTIKELNYA, BOLEH DONG DITUNJUKIN….
    >>>
    Batasan waktu tidak ada, sama halnya seperti taaruf…semua tergantung kesepakatan antara pelaku2nya

    >>>
    SEBENTAR…CLUENYA AGAK MEMBINGUNGKAN NIH…ANTUM UDAH PERNAH BACA ARTIKEL “ISTILAH TA’ARUF ISTILAH KEREN?” DI SANA DITULIS KALO TA’ARUF ITU MAKNANYA LUAS….SESUAI AL HUJURAT…JELAS AJA BOLEH TA’ARUF…BAHKAN SEORANG PEREMPUAN DAN LAKI2 YANG UDAH MENIKAH JUGA BOLEH TA’ARUFAN MAH ATUH TUM…
    MUNGKIN MAKSUD ANTUM TA’ARUF DENGAN TUJUAN UNTUK MENIKAH…(OKE KITA PAKE ISTILAH TA’ARUF AJA KEDEPANNYA YA…, DEAL…?)
    AFWAN NIH PAK M SHODIQ…ANA PAKE ISTILAH YANG UMUM INI…INSYAA ALLOH MAKNANYA NGGAK BERGESER…
    >>>
    Maksudnya dalam pengertian sempit dong
    Kalo untuk pengertian luas si rasanya ga perlu dibahas deh hehehehe

    >>>
    WAH BELUM BERUNTUNG YAH…OKE ANA NGERTI…
    KALAU BEGINI GIMANA…, ISTERI KITA UDAH 4, KITA PACARAN…, DAN SETELAH MANTAP UNTUK MENIKAH, MAKA KITA CERAIKAN SALAH SATU ISTERI KITA, BARU DEH MENIKAH…
    >>>
    Wah..tega amat :p
    Ya jangan lah…meskipun niatnya utk menikah, tapi kalau tyt sebenernya cuma mao “ngganti” ya wassalam
    Sama aja kasusnya ada org mao taarufan lagi karena mo menceraikan salah satu dari 4 istrinya dan kemudian nikah lagi…ya kan?

    >>>
    KOQ KURANG BERUNTUNG…YANG ANA PAHAMI SAMPAI SAAT INI…BOLEH SAJA.

    UNTUK 2 JAWABAN ANTUM YANG TERAKHIR(PACARAN KETIKA MEMPUNYAI 4 ISTERI & PACARAN SAMA BANYAK AKHWAT) ANA BELUM TAHU LARANGANNYA….SEPERTI YANG SUDAH UMUM KITA KETAHUI, DAN DALIL YANG DIPAKAI UNTUK MENGHALALKAN PACARAN…BAHWA KAIDAH FIQH MU’AMALAH:
    “SEGALA SESUATU HUKUMNYA BOLEH KECUALI ADA DALIL YANG MELARANGNYA”….,
    MAKSUD DALIL YANG MELARANGNYA APA YA…?(U/ 2 JAWABAN TERAKHIR)
    INSYAA ALLOH…
    >>>
    Yups…kaidahnya bener ko
    Ketika anda pacaran ataw taaruf saat sudah memiliki 4 istri berarti bisa disimpulkan bahwa tujuan dari kegiatan di atas hanyalah sebatas main2 saja…silahkan anda nilai sendiri kira2 apakah hal ini bertentangan dgn syariat ataw tidak
    Kalo kegiatan itu dilakukan dgn dalih akan menceraikan salah satunya di kemudian hari sebelum menikahi yg baru…silahkan tinjau kembali alasan ingin menceraikannya, apakah itu melanggar syariat ataw tidak

    Masalah multi taaruf saya pernah mbahas
    Kalo mao multi taaruf, harus berani jujur dan konsekuensi blg dr awal…bahwa saya maupun anda boleh sama2 multi taaruf…sehingga nanti tidak merugikan satu pihak…di mana yg satu memilih utk “bertahan” sementara yg lain enak2 milih n coba2 sana sini…
    Kasarnya, kalo mao “selingkuh” ya hrs mao “diselingkuhi”…:)
    Yang salah adalah ketika ternyata pelaku2 taaruf tidak jujur pada pasangannya
    Karena hal ini tentu saja dapat menimbulkan kecewa dan sakit hati…
    Silahkan anda bayangkan kalo diri anda sudah berusaha mati2an menolak proposal2 yg datang pada anda karena sedang berproses dgn seseorang, tapi tiba2 di tengah jalan prosesi anda diputus karena sang calon sudah “selingkuh” dan menemukan pasangan yg cocok…
    Adakah dalil yg melarangnya???
    Secara eksplisit tidak ada, tapi secara implisit banyak…salah satunya adalah bagaimana Islam mengajarkan untuk saling menghargai dan saling menghormati sesama muslim
    Tentunya ketika anda menyakiti hati seorang muslim, anda sudah melanggar aturan tersebut kan 🙂

    Wassalam

  4. Bismillah,
    pacaran berarti ada ikatan antara seseorang dengan orang lain. intinya kalau dia pacaran berarti gak boleh pacaran dengan orang lain karena dianggap selingkuh.

    Kalau di Amerika Pacaran itu sampe tinggal serumah, rata-rata mereka udah diatas 17 tahun.

    Saat Pacaran, kita akan sering sms/telp dan hal lainnya dengan bilang aku “mencintaimu” dengan intinya tidak akan mendua dengan orang lain.

    Pacaran ada kondisi hanya berdua saja.

    dari observasi saya dari diskusi diatas dan fenomena yang sedikit diatas, sangat jauh berbeda makna pacaran yang diinginkan teman-teman yang melegalkan pacaran dengan kondisi pacaran saat ini, contoh anak kecil udah pacaran (emang mau ngapain pacarannya?) bolehkah?

    kalau “pacaran” (saya beri tanda petik karena makna pacaran di atas beda dengan makna pacaran orang awam) diniatkan untuk menikah dan tidak melanggar di bawah ini:
    1. Tidak berjalan berdua-dua
    2. Tidak bersentuhan kulit (mulai dari pegangan tangan, bergandengan, sampai ke berzina)
    3. dilakukan karena ingin menikah
    4. Tidak melebihi kecintaan dengan Allah dan rasulnya
    5. Kalau ingin berjalan berdua dianjurkan mengajak orang tuanya jangan adiknya yang masih bayi (akil baligh/tahu baik dan buruk).
    6. tambahin sendiri aturannya sesuai aturan islam biar gak nyimpang.
    7. Jangan lama-lama kalau lama waktunya, dan salah satu diantaranya ada yang melamar jangan marah, karena kita mau nikah (or ditentukan waktunya)

    Kalau memang aturannya seperti diatas saya mendukung sarana untuk menikah dengan metode “pacaran” cuma kalau boleh saran namanya di ganti saja, “Perkah” Persiapan nikah atau perjodohan.

    Tanggapan Admin:
    Benar pengamatan Anda, “sangat jauh berbeda makna pacaran yang diinginkan teman-teman yang melegalkan pacaran dengan kondisi pacaran saat ini”. Ini sebabnya, kita perlu melakukan islamisasi terhadap budaya pacaran.
    Kalau Anda lebih suka istilah “Perkah”, silakan mempopulerkannya. Kami mendukung istilah tersebut sebagaimana dukungan kami terhadap istilah pacaran islami. Alasan penggunaan istilah pacaran islami telah diterangkan di https://pacaranislami.wordpress.com/about/

  5. MUNGKIN ANDA MENYANGKAL BAHWA PACRAN TIDAK AKAN MEMBERIKAN DAMPAK NEGATIF KEPADA ANDA>>> SETIDAKNYA SEKARANG>> NAMUN APAKAH ANDA TAHU BAHWA SEBENARNYA IBLIS SEDANG MENGINTAI ANDA

    Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS7:27)

    Tanggapan Admin:
    Komentar Anda tampak menyimpang dari pembahasan artikel di atas. Kami tidak mengerti mengapa Anda berkomentar begitu.

  6. Maaf, Sebenarnya salah kamar, sebenarnya lebih kearah pacaran islami itu sendiri.

    KOMENTAR ANDA:
    Kami tidak mengerti mengapa Anda berkomentar begitu.

    Karena anda belum mengerti Ayat tersebut!!!!

    Tanggapan Admin:
    Ayat yang mana? Manakah ayat yang mengharamkan pacaran islami?

  7. wah, beruntung sekali saya, saat sedang iseng googling menemukan blog yang seru seperti ini.. hehe..

    perbincangan seperti ini memang kerap jd issue yang seru dan banyak dibicarakan, terutama saat saya kuliah dulu.

    dengan teman saya, kita tertarik untuk membandingkan antara pacaran dan taaruf, yang akhirnya membuat kami mengambil konklusi yang kalo dipikir2 sekarang dekat dengan kesetujuan atas pacaran islami.

    hasil perbincangan sore kami sambil ngemil ini adalah sbb (sekedar sharing..);

    keuntungan dari pacaran adalah adanya komitmen. sedangkan kerugian dari taaruf adalah tidak adanya komitmen yang jelas.

    berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa teman, komitmen membuat kita belajar untuk menjadi setia, belajar untuk bersabar. saat kita memutuskan untuk pacaran, berarti kita belajar untuk mengenali seseorang, mengetahui kebaikan dan kekurangannya, berusaha bersama untuk saling bertoleransi, dan melengkapi.

    hal ini tidak dapat diberikan oleh taaruf. ada beberapa pengalaman teman perempuan yang berkisah tentang kekecewaannya pada orang yang sedang taaruf dengannya, tiba2 pergi tanpa pesan, tiba2 terdengar sedang taaruf dengan perempuan. tidak ada kepastian. dengan mudahnya bisa berpaling bila ternyata memang tidak cocok. tidak ada pembelajaran tentang menekan ego.

    keuntungan dari taaruf, menghindari adanya kontak fisik. dengan hukum taaruf, seseorang dapat mengenal seseorang dengan tetap bersikap hormat. tidak melewati batas2 berlebihan dan menghindari adanya kekhilafan. betul sekali apa yang sudah dibahas oleh rekan2 sebelumnya, yang namanya manusianya pasti ada hawa nafsu.

    dengan berpacaran, ada beberapa pengalaman (baik pribadi maupun beberapa orang) yang tidak bisa menahan diri dalam melakukan kontak fisik. akhirnya yang timbul bisa jadi jahat. jahat sama diri sendiri, dan jahat sama orang lain, karena membiarkan diri bergelimang dosa karena zina.

    mungkin disini ada yang komentar, pacaran juga ga selalu memberikan komitmen, (bahkan nikah pun ga selalu menjamin komitmen), dan taarufnya bisa saja kelepasan kontak fisik. yah, memang begitu ilmu tentang manusia, tidak ada yang pasti. tidak seperti ilmu alam.

    naaah, dari sini, kita menyimpulkan kita butuh nih komitmennya, tapi kita juga butuh hindari zinanya.

    lalu sekarang ada konsep pacaran islami. kalo saya pribadi sih, daripada ada pihak yang tersinggung, biasanya menggunakan istilah pacaran yang tau batas. pacaran yang positif.

    saya berusaha melihat sudut pandang lain dari pacaran. seperti yang ditentang dalam pacaran, adalah kontak fisik yang berlebihan batas, zina. kesannya hal yang sangat mendominasi manusia itu adalah hawa nafsu, kebutuhan biologis. padahal selain itu manusia juga punya pikiran (kognisi), dan perasaan (afeksi). rasa2nya kok, apa yang disampaikan aga timpang.

    hindari pacaran hindari zina, ayo menikah, menikah untuk menghindari zina. kesannya orang itu yang ada di otaknya zina saja. saya sendiri melihat dan memilih pacaran, menikah, atau menjalin hubungan dengan lawan jenis itu lebih dari sekedar untuk berzina/menghindari zina. masih banyak faktor lain kok.

    saya mau belajar berbagi, mengasihi, tertawa, berargumen, merencanakan masa depan, shoulder to cry on, menerima, memberi, menghargai, menghormati dll dsb. saya mau mencintai.

    dan karena saya mau mencintai, saya berusaha tidak merusak cinta itu dengan perbuatan yang akhirnya akan menyakiti diri saya, dan orang lain (entah zina, entah selingkuh, entah menipu)

    ini pendapat saya, saya tidak pakai hadist atau pun penelitian. toh menurut saya, cinta itu urusannya lebih banyak dengan hati. hehe..

    love & peace,

    dewi ashuro

  8. Emang susah, kalau agama didasarkan pada polling, kayak nya berbeda pamahaman istilah pacaran isalmi di indonesia dg di eropa….ada2 saja Gold..Gold (masudnya) Mas.. Mas…

  9. @dewi ashuro

    Yup…banyak org memangdang suatu permasalahan secara tekstual, bukan kontekstual
    Dalam hal ini, malah lebih concern ke istilah dibanding esensi
    Inilah yg menyebabkan dari dulu sampai skarang, bahasan ttg pacaran seolah tak berujung

    Wassalam

  10. Yah orang tolol mana yang mendasarkan masalah agama dengan “survey dan polling”??
    Emang orang indonesia tuh jujur??? Ngerjain Ujian aja nyontek, suruh ngisi polling yang SARA, ya malu lah klo mo diisi jujur dasar, OOT tuh yg bikin survey n polling,

  11. @ Cutezt_Devil
    Dalam penelitian ilmiah, ada cara untuk memeriksa validitas alat penelitian, termasuk survei. Ada cara untuk memantau kejujuran survei.
    Tentu saja, kita tidak bisa mengharapkan kesempurnaan dari pekerjaan manusia. Kebenaran ilmiah tidak dijamin 100% benar. Namun, hasil survei ilmiah yang obyektif itu jauh lebih dapat dipertanggungjawabkan daripada prasangka buruk yang subyektif. Dan dengan bukti obyektiflah maka kita dapat memeriksa benar-salahnya prasangka buruk para penentang pacaran islami terhadap perilaku pacaran.

  12. Hoahem… terpancing juga gw ma ni blog.

    Hal-hal kontroversial itu asik ya.
    Asal jangan jidal aja.

    Om,,, blognya keren.

  13. Sebaiknya pacaran itu tidak usah pakek ciuman segala,soalnya bila pacaran itu tidak sampai ke jejnjang nikah,akan menyakitkan suami atau istri kelak. Bila anda punya istri yang udah biasa ciuman ma orang lain sementara anda selalu menjaga perilaku sebelum nikah, maka pasti akan muncul suatu perasaan yang tidak enek pada diri anda. Mungkin anda menganggap istri anda wanita murahan dan yang lebih parah mungkin anda dalamdiri anda akan muncul suatu langkah untuk menyeimbangkan hubunagn anda dengan istri suatu misal meminta ijin pada istri untuk mencium wanita lain dulu baru rumah tangga bisa diteruskan.Bukankah akan lebih membahagiakan bila, andalah orang pertama yang pernah mencium istri anda, bukan orang lain. Aku sendiri mengalaminya,dan sampai detik ini aku sendiri belum bisa menghilangkan keresahan akibat masa lalu istriku yang pernah berciuman
    dengan orang lain.

  14. @ Nina
    Makasih atas pujiannya; sering-sering ke sini, ya!

    @ Rudy
    Hmmm…. Mudah2an kebahagiaan Anda tidak terletak pada masa lalu istri Anda, tapi pada masa kini dan masa depannya.

  15. Untuk saat ini, kami saksikan ada beberapa penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa tidak semua orang yang pacaran itu berciuman. Lihat saja salah satu penelitian ilmiah terhadap kalangan remaja yang sedang atau pernah pacaran. Di Medan, 73% responden nggak berciuman dan 96% responden tidak bersanggama. Di Yogyakarta, 76% nggak berciuman dan 92% tidak bersanggama. Di Surabaya, 73% nggak berciuman dan 97% tidak bersanggama. Artinya, hampir semua remaja yang pacaran di kota-kota itu nggak berzina dan sebagian besar tidak berciuman! (Lihat Masri Singarimbun, Penduduk dan Perubahan, hlm. 115.)

    Apakah hanya karena lebih dari 50% orang pacaran yang tidak ciuman kemudian pacaran jadi halal??? terus kita galakkan pacaran islami gitu?? what kind of moslem are u? what kind of ummah are we?

  16. @senyumbintang
    Orang mengatakan, “pacaran haram karena mendekati zina”. Penelitian-penelitian ilmiah tersebut ternyata menunjukkan bahwa pacaran tidaklah identik dengan zina. Tapi mengapa Anda mempertanyakannya? Kalau bukan dari sisi zina, dari mana Anda memandang “haramnya pacaran”? Apakah dari istilahnya saja?

  17. Pertanyaan saya masih sama : “Apakah hanya karena lebih dari 50% orang pacaran yang tidak ciuman kemudian pacaran jadi halal???”
    kalau fakta yang ini:
    Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Istiana Tajuddin. Gaya Pacaran Remaja Makassar

    Pegangan tangan
    12 persen menolak
    30 persen menerima terpaksa
    19 persen menikmat
    39 persen meminta

    Pelukan
    22 persen menolak
    24 persen menerima terpaksa
    33 persen menikmati
    21 persen meminta

    Ciuman
    47 persen menolak
    13 persen menerima terpaksa
    20persen menikmati
    20 persen meminta.

    Bermesraan
    35 persen menolak
    17 persen menerima terpaksa
    32 persen menikmati
    16 persen meminta.

  18. @senyumbintang

    Ditinjau dari ushul fiqih, pertanyaanmu keliru. Seharusnya, pertanyaannya: “Apakah hanya karena ada orang pacaran yang ciuman kemudian pacaran jadi haram????” Sebab, menurut kaidah dari ushul fiqih yang sudah kuungkap dalam artikel di atas, semua mu’amalah itu halal, kecuali bila ada dalil qath’i yang mengharamkannya. Padahal, dalil qath’i yang ada (yang relevan) hanyalah haramnya zina.

    Seandainya ada bukti bahwa pacaran itu identik dengan zina, maka benarlah pernyataan bahwa pacaran itu haram. Namun bukti ilmiah menunjukkan bahwa pacaran tidaklah identik dengan mendekati zina, apalagi zina. Lantas, dari segi manakah pacaran dapat diharamkan? Apakah dari istilahnya saja?

  19. Assalamu’alaikum wr.wb..

    Sebelumnya dulu saya sudah pernah menengok BLOG PACARAN ISLAMI ini karena menurut saya menarik maka saya juga pasang Link-nya..

    Setelah saya membaca agak jauh, saya belum berani comment(karena ilmu agama saya memang sangat rendah), namun sebagai remaja yang pernah melakukan praktik pacaran, memang benar seluruh jejaring teman saya di SMA dulu, tidak ada yang tidak bersentuhan tangan dan berdekat-dekatan, maka dari sinilah doza itu bermuara. Sampai detik ini saya tidak yakin kalau pacaran “yang notabene disebut pacaran islami ini” bisa menjauhkan kita dari jurang Zina. Yang bikin saya resah lagi, coba lihat berapa persen Akhwat Indonesia(terutama berusia belum menikah)yang sadar betul akan menutup auratnya(berkerudung) lalu bagaimana bisa disuguhi kata pacaran Islami. Aku yakin mereka yang sudah melakukan praktik pacaran sekarang ini, tidak akan pernah menggubris masalah bahasan Pacaran Islami ini karena mereka memang tidak pegitu tau atau bahkan tidak peduli akan aturan yang tertulis dalam Al Qur’an. Khawatirnya konsep ini akan berdampak pada pemuda-pemudi yang semula berniat akan mendekatkan diri kepada Allah SWT(seperti saya ini)malah terjerumus ke dalam lembah dosa yang memang sangat susah cara kita membatasinya.
    Kalau boleh saya berpendapat, konsep pacaran Islami sangat samar sekali, maka saya mohon dengan sangat kepada Bapak Mustika untuk mengajukan prinsip pacaran Islami itu sehingga jelas ke mana arahnya dan kami semua baru bisa meluruskan mana yang salah dan membenarkan mana yang sudah betul..

    Terima kasih pak atas dimuatnya comment saya ini..

    Wassalamu’alaikum wr.wb

  20. wa’alaykumus salaam

    Terima kasih atas apresiasi dan pengertian darimu, juga komentarmu yang begitu berbobot. Berikut ini tanggapan balikku.

    1) Pengamatan subyektif kita bisa saja menunjukkan bahwa “semua” orang yang pacaran itu pasti mendekati zina. Namun pengamatan subtektif orang lain bisa pula menunjukkan bahwa tidak semua orang yang pacaran itu mendekati zina. Karena itulah kita membutuhkan penelitian ilmiah yang lebih obyektif daripada pengamatan subyektif kita.

    2) Aku memahami kekhawatiranmu atas dampak buruk pacaran pada umumnya. Hanya saja, aku ada alasan mengenai perlunya islamisasi pacaran. Lihat halaman “Ayo siap nikah!

    3) Aku belum mengerti mengapa kau berpandangan bahwa konsep-konsep pacaran islami belum jelas. Apakah kau belum membaca “Panduan Tanazhur“? Apakah kau belum membaca “Ayat-Ayat Mesra“?

  21. Hmmmm Pacaran Islami? enak kali ya….
    emng bener klo udah pacaran, kok ga ciuman atau ML sekalian? mubadzir donk ah…..
    Gimana ya klo saya ML ma pacar tanpa syahwat? katanya klo menyentuh tanpa syahwat boleh….. hmmmm enak kali ya, hahahahahaha…..

    Trus katanya mendekati zina dilarang ma Alloh ya? Tapi mungkin mnrt pak shodiq kan yg dilarang yg mendekati, klo berzina sekalian ga dilarang x ya? boleh dnk!

    Katanya klo berduaan lawan jenis bukan mahrom (berkholwat) itu gak boleh dalam islam? Trus gmn dgn pacaran Islami? berkholwat gak? atawa pacarannya pake gaya Hi-Tech, ya pacarannya pake video streaming gtoh…..

    Jangan2 tuch yg disurvey gaya pacarannya anak SD, SMP x ya? Mbok yao sekali2 yg di Survey gaya pacarannya anak SMA dan Mahasiswa gtu!!!!
    Biar tahu tuch berapa banyak video bokep 3gp yg dibikin oleh para pasangan pacaran SMA dan Mahasiswa dan Pejabat Negara???? HAhahahahah dasar……

    Wah ni konsep PACARAN ISLAMI dibuat berdasarkan ILMU, Akal, Logika pa Perasaan ya??? kok bingung jadinya aku…..

    Hehmmmm drpd mikirin Pacaran, Pacaran Islami, mending makan aja dah……..

    Aq setujuh sama orang2 ini:
    adit26
    doel
    abah Zacky al-Atsary
    Angel
    akhi akhnal
    mubarok
    elqassam
    Ndra
    REFRESH
    Salman
    dan kawan2nya…..

  22. Bukankah semua perbuatan kita itu dinilai ibadah dan dipertyanggungjawabkan kelak???
    Mas yg penting dalam ibadah itu kan Ikhlas dan Itiba’,
    yah klo Rosul dulu mengajarkan Pacaran Islami, hmmmmm knp tidak, tp pertanyaannya apakah Rosul dulu mengajarkan Pacaran Islami (atau apa istilahnya dalam bahasa arab itu lah)???

    Kok malah berdebat mulu, mbahas Konsep Buatan manusia yg aku sendiri bingung dibuatnya, ya mending belajar yg lain lah, kan ilmu agamaku masih cethek….. lagian ilmu agama kan gak cuma Pacaran Islami dan Mnesurvey orang pacaran…. weh cepede….

  23. I wish you only the best for the comming future my friends. Every new way in life is a “hard” way, you must take choices, you must look on “right” and “false” decision´s. But on the other hand you would get alot of beautyful new experience. Use thouse thoughtful, because of them you will become a huge increase of the experience of life. Hopefull you could read what i write here in this blog, sry i can´t speak your language 😉
    Greets,Thailand

    • @ Thailand
      Yes, making desicions wisely is the key.
      Thank you for telling us some nice suggestions.
      English comments are welcome.

      @ pertengahan
      Yup, aku sepakat denganmu. Salah satu bukti ukhuwah antara kita telah kusampaikan di halaman “Bukti Ukhuwah“.

  24. pacaran anak muda jaman sekarang lebih banyak yang gak ciumannya daripada yang ciuman..jadi..kalo gak pacaran..bakal lebih banyak lagi kali ya..yang gak ciuman..akan mendekati angka 100%..hehehe..
    tapi..manfaat pacaran tanpa disertai zinakan juga penting untuk saling mengenal, memotivasi, merancang masa depan bersama dan lain2..
    jadi yang mendukung sama yang gak mendukung pacaran islami sama2 okeh..tergantung kasusnya..
    yang penting dalam ketidaksetujuan dalam perpendapat hendaklah tidak saling menuding..
    gitu aja kok repot…hehe

  25. Berduaan antara pria dan wanita aja gak boleh, memandang wanita lain saja tidak boleh, trus yang didefinisikan sebagai “Pacaran Islami” itu yang seperti apa ? Ck..ck..ck….

    Sebenarnya banyak hal besar yang harus kita pikirkan. Misalnya ini, surat 5:44 : Barangsiapa yg tdk berhukum dgn yg diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir. (KUHP, UUD45, PP, …????)

  26. assalamualaykum.
    saya cuma mau tanya aja pak.
    kalo tadi udah diomongin kalo pacaran islami itu gak boleh ciuman (jelas), bersentuhan (jelas), jangan berpandang-pandangan, kalo mau ketemuan mesti ditemani ma mahramnya, gak boleh berduaan karena yang ketiga adalah setan, terus bisanya apa dong? Kalo gak bisa ngapa-ngapain mending gak usah sekalian aja, daripada wasting time terus malah jadi useless..

    Sedangkan saya sendiri mungkin bisa dibilang sedang dalam dilema, saya berpikir kalo pacaran itu salah dalam pandangan agama, nah ini malah ada tulisan yang bisa melegalkan saya untuk berpacaran. Asik dong,,

    Inti tulisan bapak ini sebenarnya untuk membersihkan nama “pacaran” yang selalu dianggap “mendekati zina” atau mau mensupport remaja untuk pacaran secara “islami” ?

    Maaf pak, saya cuma seorang yang tidak tahu apa-apa,

    oh, iya, sebenernya kitakah yang harus disesuaikan dengan Islam, atau Islam-lah yang harus disesuaikan dengan kita?

    matur nuwun, wassalam

  27. Mana nieh pak, komentar ku kok ga di tanggapin, gimana sieh pak? :p

    O ya mw tanya Pak Shodiq, sbg Org Tua, apakah anak-anak bapak pernah atw sedang pacaran? Islami juga kah?
    Jujur aja y pak jawabannya…… 😀

    @seorangpelajar Tuh jawaban pak sodiq cukup simple bro, dan nya lg stlh ditelusur link yg diberikan mlh tambah puyeng aja….
    Sebenarnya aq jg msh bngung dgn konsep yg di usung Mr yg satu ini.
    Beliau mau meluruskan atw mensuport ttg Pacaran atw mw cari sensai doank…?

    • @ Street.Walker
      Sabar dong, Bung. Bukan Anda seorang yang berkomentar di bolg-blog saya. Lagipula tugas saya tidak hanya mengurusi blog ini. Harap maklum bila ada komentar yang lama baru saya tanggapi atau bahkan tak sempat saya tanggapi.
      Oh ya, kalau masih bingung, belajar lagi, ya! Jangan buru-buru ambil prasangka buruk, dong!

  28. asslm.

    alangkah baiknya kalau kita terlebih dahulu mengabaikan masalah pacaran…

    karena ada yang lebih penting yaitu, keadaan palestina sekarang

  29. @M SHodiq, tak sempat ditanggapi apa karena tdk sanggup ngasih tanggapan?
    Oh ya om, posting komenku yg tentang FATWA PACARAN MENURUT ULAMA kok dihapus dari comment list, bahkan di dua postingan jg???
    Knp?? takut akan kebenaran terkuak dan dibaca semua orang???

    Ni juga ada fatwa2, mg2 dihapus lagi sama Om Shodiq. 😀
    http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/fatwa-ulama/tidak-ada-pacaran-islami/
    http://www.mail-archive.com/rantau-net@groups.or.id/msg04106.html

    @an ikhwan: wa’alikum, soal palestina udah ada fatwanya bc di:
    http://sohibmuslim.co.cc/articles/fatwa-lajnah-da%e2%80%99imah-dewan-tetap-arab-saudi-seputar-bencana-di-jalur-gaza/
    http://ulamasunnah.wordpress.com/2009/01/03/wasiat-syaikh-ibn-baaz-untuk-muslimin-palestina/

    Tanggapan Admin:

    Kami berterima kasih atas tudingan Anda bahwa kami “takut”. Dengan tudingan semacam ini atau kata-kata kasar lainnya, para pengunjung pada umumnya justru akan bersimpati kepada kami yang menjadi korban kezaliman Anda ini. Hal ini tentu akan memperlancar kami dalam melakukan islamisasi budaya pacaran melalui blog ini. Sekali lagi, terima kasih.

    Tulisan yang kami hapus itu adalah yang tidak relevan dan yang disampaikan secara berulang.

    Sebagai tuan rumah, kami sudah berusaha sopan terhadap para pengunjung. Namun kalau ada pengunjung yang masih saja berlaku “kurang ajar” terhadap kami, maka kami asumsikan bahwa orang tersebut hanya mengajak debat-kusir, sehingga untuk selanjutnya, kami tidak menanggapi kata-katanya.

    Sekarang, kami sarankan kepada Anda untuk lebih bersikap santun dalam berkomentar sebelum para pengunjung lain meminta kami untuk mengusir Anda!

  30. bapak M Shodiq Mustika sebelumnya saya minta maaf atas kelancangan ini,
    Saya ingin bertanya pacaran yang islami itu seperti apa?

  31. asalamualaikum…

    admin yang terhormat…

    jujur saja, saya merasa kagum dgn anda..anda bisa bertutur secara santun dalam forum ini..bahkan saya juga merasa kagum dengan kemampuan anda mengumpulkan dan menghafal hadist serta mengkombinasikannya dalam setiap ide yang anda kemukakan. saya sempat membaca blog anda berulang2 dan meneliti setiap kolom tulisan anda..sungguh anda seorang yang benar2 hebat..saya yakin anda punya banyak penggemar.

    menanggapi para “kompetitor” anda,, saya rasa lbih baik anda harusnya membuat forum yang lebih “nyata”..sudah bukan saatnya lagi anda bicara panjang lebar dlm bentuk tulisan..saya sarankan anda untuk menciptakan sebuah seminar, buat tema yang menarik dengan promosi yang hebat.

    buktikan apa yang selama ini menurut ada benar. bukankah alloh maha melihat, mendengar, memberi penilaian, dan menghukum sgala kesalahan?

    “..Maha Besar Alloh dengan Segala Kebenaran dan KebesaranNya…”

    • @ lukman
      wa’alaykumus salaam
      Terima kasih atas pujiannya. Alhamdulillaah… segala puji bagi Allah.
      Saya ialah seorang penulis buku, tetapi tak menutup kemungkinan untuk menjadi pembicara dalam seminar bila diundang. (Untuk contoh, lihat komentar di situ.) Selain itu, tak jarang saya menjadi pembicara dalam talkshow. (Untuk contoh, lihat artikel “Belum ingin nikah, perlukah taaruf?“.)

  32. assalmualaikum,
    teman” yang terhormat..pacaran adalah tidak di bolehkan krna melhat fakta yang terjadi,kalo semua itu adalah perangkap syaitan untuk mendekati jinnah.jangankan menyentuh,menghayalkn saja yang lawan jenis itu uda disebut dosa. yang paling ampuh adalah berpuasa bagi yang belum sannggup untuk nikah.dan nikahlah bagi kalian yang uda boleh nikah..seperti kata nabi besar kita kn?krna pada dasarnya pacaran itu hanyalah untuk memperoleh kesenangan batin aj..g’sah mmbantah,,ninggali dosa aj ko’ dipermasalahkan.ayo nikah dulu baru pacaran..pasti tambah enak,romantis n halal serta berkah dari ALLAH.S W T…
    wassalam..
    by rusli gorontalo

    • @ rusli raja udara
      wa’alaykumussalaam
      1) Apakah Anda belum membaca artikel di atas, sehingga Anda mengira bahwa pacaran itu haram karena dianggap identik dengan “mendekati zina”?
      2) Makna asli “pacaran” = persiapan nikah. Pacaran setelah nikah? Mustahil!

  33. kata ust. jefri,,,
    dalm bukunya “Sekuntum Mawar untuk Remaja”

    “selagi batasan2 antara yang boleh dan yang tidak boleh dalam hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri tidak dilanggar, maka pacaran hukumnya boleh. Tetapi persoalannya mungkinkah pacaran tanpa berpandang-pandangan, berpegangan, bercanda ria, berciuman, dan lain sebagainya? kalau mungkin silahkan berpacaran, tetapi kalau tidak mungkin maka jangan sekali-kali berpacaran karena azab yang pedih siap menanti anda.”

  34. owiya,,,, maw nambahin,,,,

    >>>Makna asli “pacaran” = persiapan nikah<<<<
    lok di dalam islam,,,
    persiapan nikah,,atau istilah hubungan percintaan antara laki-laki dan perempuan pranikah, islam mengenalkan istilah “khitbah”

    kata ust.jefri pula,,,
    “ada perbedaan yang mencolok antara pacaran dengan khitbah. Pacaran tidak berkaitan dengan perencanaan pernikahan, sedangkan khitbah merupakan tahapan untuk menuju pernikahan.Persamaannya keduanya merupakan hubungan percintaan antara dua insan berlainan jenis yang tidak dalam ikatan perkawinan. Dari sisi persamaannya, sebenarnya hampir tidak ada perbedaan antara pacaran dan khitbah. Keduanya akan terkait dengan bagaimana orang mempraktikannya. Jia selama masa khitbah, pergaulan antara laki-laki dan perempuan melanggar batas-batas yang ditentukan islam, maka itu pun haram. Demikian jyga pacaran, jika orang dalam berpacarannya melakukan hal-hal yang dilarang oleh islam, maka hal itu haram. Jadi sebenarnya yang menjadi pijakan adalah bagaimana ‘pacarannya atau bagaimana dalam masa khitbahnya. bukan pada istilah pacaran atau khitbahnya.”

    Jadi dalam islam,,,
    untuk seorang laki-laki dan perempuan pranikah,,, yang mendekati menikah,, ada istilah khitbah,,,

    lalu,,,
    yang saya tanyakan dan sangat saya bingungkan,,,
    bagaimana untuk seorang laki-laki dan perempuan pranikah yang saling suka,, tetapi belum siap untuk menikah??
    apa rasa cinta itu harus dihilangkan,,,??
    apakah jawabannya dengan ‘pacaran islami’??

    jika iya,,,
    pacaran islami itu seperti ap???
    apa hanya sekedar mengobrol??
    bukan kah menjaga lisan itu juga ditegaskan hukumnys dalam islam??

    tolong jawab ya,,,,

  35. @ ana

    Ustad Jefri mungkin belum mendalami masalah pacaran, sehingga belum tahu makna pacaran yang sebenarnya.

    Untuk batasan hubungan pria-wanita di luar nikah, lihat “Konsultasi: Batas kontak fisik yang dibolehkan” dan “Pengertian zina-hati dan mendekati-zina lainnya“.

    Makna khitbah adalah pelamaran atau peminangan. Khitbah merupakan bagian dari pacaran islami. Untuk cara khitbah, lihat “Tatacara Khitbah (peminangan) yang bukan bid’ah.

    Jika sudah saling suka dan ingin nikah tapi belum siap nikah, maka solusinya adalah pacaran islami. Singkatnya, kalau belum siap, siapkanlah bersama-sama!

    Untuk cara pacaran islami, lihat halaman “Panduan Tanazhur“.

  36. Ping-balik: agendamerah

Komentar ditutup.