Tag Archive | gaya pacaran

Ciuman dalam Pacaran: antara fakta dan mitos

Sahabatku… pacaran adalah salah satu perbuatan yang mendekati zina yaitu zina mata, zina tangan, zina hati, zina kaki, zina mulut, dll. Kamu dapat berdalih bahwa bisa kok terbebas dari zina-zina itu ketika pacaran. Tetapi remaja jaman sekarang gitu loh!!. Kalau nggak pegangan tangan atau ciuman maka akan disebut ketinggalan jaman.

Masak, gitu sih? Ayolah Baca lebih lanjut

Curhat: Pilih pacaran atau taaruf?

Pilih langsung pacaran, takut mendekati zina. Pilih taaruf saja, takut tidak ada komitmen yang jelas. Begitulah “dilema” yang dulu ada dalam pikiran “dewi ashuro”, seorang pembaca blog ini. Belakangan, dengan berpandangan secara luas, ia mampu mengatasi “dilema” itu.

Dengan pandangan yang luas pula, ia memperhatikan bahwa hubungan antara pria dan wanita itu bukan melulu mengenai hal-hal seksual, melainkan juga…. Baca lebih lanjut

Konsultasi: Agar tak kecanduan ciuman pacar

ass……….. pak ustazd …..saya mau nanya gmn caranya setiap kencan sama doi kami g mlkukn hal-hal yang dlarang…… spt kami ktgihan ……..spt pegangn tangn n ciuman…… gmn caranya spy lepas dr itu smua……. mksch banyak sblumnya.

Saran dari M Shodiq Mustika:

Baca lebih lanjut

Konsultasi: Indahnya pacaran tanpa mendekati zina

DR Re, aku lagi suka sama cewek. Mulai pertama, aku langsung ngerasa dag dig dug pas ngeliatnya. Maklum, secara fisik, dia cantik banget. Dia juga tekun menjalankan agama. Semakin kenal, aku jadi makin suka sama dia.Yang bikin aku tambah salut, dia punya prinsip nggak mau sentuhan dengan cowok mana pun. Katanya sih dia pengin cowok yang kali pertama disentuhnya itu suaminya.
Tapi jujur ya, Dr Re..aku nggak berani ngungkapin perasaanku. Aku takut dia marah. Soalnya, nggak sekali pun dia pernah bicara soal cinta, padahal aku udah demikian banyak bercerita tentnag cinta sama dia. Akhirnya, kupendam aja cintaku ini. Nggak lama, aku beranikan diri ngirim SMS tentang cintaku. Eh, ternyata aku ditolak. Katanya sih karena prinsip yang dia punya itu. Dia nggak bakal mengubah prinsip yang dia punya. Nggak lama kemudian lagi, dia bilang bahwa dia juga sayang sama aku. Tapi, dia juga bilang belum siap sama cinta. Duuh Dr Re, sumpah aku bingung banget! Dr Re, bantu aku untuk ngasih tahu dia, aku pengin banget jadi pacarnya. Aku pengin banget menjaga hati dan cintanya. Gimana caranya supaya dia tahu kalau pacaran nggak seburuk yang dia bayangin. Ada sesuatu yang sangat indah di dalamnya. Dr Re yang baik, please help me… Semoga kamu sukses selalu. Makasih banyak yah sebelumnya? Asep – 085250632xxx

Baca lebih lanjut

Kekerasan dalam pacaran, jangan biarkan!

Banyak orang yang peduli tentang kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga (Domestic Violence), namun masih sedikit yang peduli pada kekerasan yang terjadi pada remaja, terutama kekerasan yang terjadi saat mereka sedang berpacaran (Kekerasan Dalam Pacaran/KDP) atau Dating Violence). Banyak yang beranggapan bahwa dalam berpacaran tidaklah mungkin terjadi kekerasan, karena pada umumnya masa berpacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah, di mana setiap hari diwarnai oleh manisnya tingkah laku dan kata-kata yang dilakukan dan diucapkan sang pacar. Hal tersebut dapat dipahami sebagai salah satu bentuk ketidaktahuan akibat kurangnya informasi dan data dari laporan korban mengenai kekerasan ini.

Demikian pemberitahuan dari kesrepro dot info, “Kekerasan dalam Pacaran: Sebuah Fenomena yang Terjadi pada Remaja“. Hmmm…. betul juga, ya? Tak selamanya pacaran itu indah. Ada kalanya terdapat “bumbu-bumbu” berupa saling cemburu, bahkan juga kekerasan. (Untuk contoh gambaran nyata, silakan simak Tiga Kasus Kekerasan dalam Pacaran.)

Terus, Baca lebih lanjut

Pacaran di Masjid, Diciduk Satpam

MAKASSAR–JANGAN kira pacaran dan berbuat mesum di lingkungan masjid bisa luput dari pantauan warga. Bahkan, di tempat gelap sekali pun banyak pasang mata yang bisa mengintip.

Buktinya, sepasang kekasih sebut saja Kumbang, 20, dan Mawar, 19, yang akan menghabiskan malam minggunya dengan pacaran di samping masjid akhirnya tidak kesampaian. Malah pasangan kekasih yang masih tercatat sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar itu menghabiskan malam panjangnya di kantor polisi.

Demikian dua paragraf pertama pada sebuah berita dari Harian Fajar. Penasaran mau tahu cerita kelanjutannya? Baca lebih lanjut

Nabi Muhammad pun pernah pacaran (tetapi secara islami)

Sejumlah orang masih belum mengerti mengenai pacaran dalam Islam. Mereka menyangka: “Islam hanya mengenal ta’aruf sebelum pernikahan.” Lantas untuk menolak islamisasi pacaran, mereka pun mengajukan pertanyaan: “Apakah pernah Siti Khadijah pernah pacaran dengan Nabi Muhammad SAW sebelum menikah? Apakah pernah salah satu sahabat Rasullah SAW pernah pacaran sebelum menikah? Bukankah pacaran itu merupakan produk Barat?”

Baca lebih lanjut

Taaruf dan pacaran islami: Mana yang lebih efektif?

Dalam “studi kasus” terhadap seseorang, supaya lebih mengenal dia, manakah yang lebih efektif: [1] perhatikan isi rumahnya, amati lingkungan pergaulannya, kenali latar belakang pendidikannya, telusuri bacaannya, cari keterangan dari saudara dan temannya, dan berdiskusi saat silaturahmi; ataukah [2] menjalin hubungan cinta yang mendalam dengan dia, yang mengandung segala makna kasih sayang, keharmonisan, penghargaan, dan kerinduan, di samping mengandung persiapan-persiapan untuk menempuh masa depan bersama, serta menyelinginya dengan tanda-tanda cinta yang manis dan makruf, seperti tukar-pikiran dan tukar-bantuan?

Baca lebih lanjut

Pacaran bukanlah seperti membuka buku sampai lecek dan lusuh

Sebagian orang menyatakan, “Pernikahan yang diawali dengan pacaran ibarat membeli buku yang dijadikan contoh (sample) dari jenis buku yang mahal.” Pernyataan analogis (pembandingan) itu sudah lama disuarakan, tapi hingga kini masih sering didengang-dengungkan oleh kelompok tertentu. Akibatnya, analogi tersebut menjadi mitos yang dipercayai kebenarannya, padahal menyesatkan.

Menyesatkan? Ya! Pernyataan mereka itu mengandung sesat-pikir (fallacy) lantaran pembandingan yang “pincang” dan “tidak relevan”. Baca lebih lanjut