Catatan Ibnu Qayyim mengenai contoh-contoh pacaran islami

Sebagian pembaca contoh-contoh “pacaran islami” di situs ini kurang puas mendapati kami hanya menampilkan beberapa contoh praktek “pacaran islami” yang diceritakan oleh Ibnu Qayyim Al-Juziyah di buku Taman Orang-orang Jatuh Cinta. Mereka masih ragu.

Tentu saja, keraguan mereka itu patut kita maklumi. Sebab, selama ini kita sering didoktrin (tanpa dalil yang qath’i) mengenai “haramnya pacaran”, sedangkan Ibnu Qayyim merupakan ulama terkemuka.

Dengan keraguan itu, mereka meminta tambahan keterangan atau catatan (dari kata-kata Ibnu Qayyim). Sebenarnya bagi kami, pencantuman rujukan dengan menyebut judul sub-bab, “ Berbagai hadits, atsar, dan riwayat yang menceritakan keutamaan memelihara kesucian diri” dan “Cinta yang suci tetap menjadi kebanggaan”, telah cukup menggambarkan pandangan Ibnu Qayyim mengenai cerita-cerita tersebut.

Namun berhubung kami memaklumi keraguan mereka, baiklah kami turuti saran mereka. Oleh karena itu, supaya lebih meyakinkan, kami kutipkan kesimpulan dari Ibnu Qayyim sendiri. Silakan simak kesimpulan beliau di Taman Orang-orang Jatuh Cinta (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2006), hlm. 650:

Demikianlah kisah-kisah yang menggambarkan kesucian mereka dalam bercinta. Motivasi yang mendorong mereka untuk memelihara kesuciannya paling utama ialah mengagungkan Yang Mahaperkasa, kemudian berhasrat untuk dapat menikahi bidadari nan cantik di negeri yang kekal (surga). Karena sesungguhnya barang siapa yang melampiaskan kesenangannya di negeri ini untuk hal-hal yang diharamkan, maka Allah tidak akan memberinya kenikmatan bidadari nan cantik di negeri sana….

Oleh karena itu, hendaklah seorang hamba bersikap waspada dalam memilih salah satu di antara dua kenikmatan [seksual] itu bagi dirinya dan tiada jalan lain baginya kecuali harus merasa puas dengan salah satunya, karena sesungguhnya Allah tidak akan menjadikan bagi orang yang menghabiskan semua kesenangan dan kenikmatan dirinya dalam kehidupan dunia ini, seperti orang yang berpuasa dan menahan diri darinya buat nanti pada hari berbukanya saat meninggalkan dunia ini manakala dia bersua dengan Allah SWT.

Kami percaya, para pembaca yang berakal sehat tentu dapat mengambil kesimpulan sendiri dari keterangan tersebut, yaitu:

  • Apakah Ibnu Qayyim menerima ataukah menolak keberadaan pacaran dalam Islam?
  • Apakah Ibnu Qayyim menerima ataukah menolak keberadaan konsep yang sedang kita kembangkan, yaitu bahwa pacaran Islami itu “seperti orang yang berpuasa”?

4 thoughts on “Catatan Ibnu Qayyim mengenai contoh-contoh pacaran islami

  1. Ping-balik: Taman Cinta - Pacaran Islami

  2. Ping-balik: Pacaran islam a… | rudiykom

Komentar ditutup.