Kiat Menulis Surat Cinta Romantis

Update 17 Juli 2008: Ibnu Hazm al-Andalusi (ulama besar di abad pertengahan) dan Abdul Halim Abu Syuqqah (ulama Ikhwanul Muslimin) membolehkan ekspresi cinta pranikah (dan bahkan juga prakhitbah). Lihat artikel Perlukah merahasiakan rasa cinta? dan Benarkah ulama Ikhwanul Muslimin mengharamkan pacaran? (2)

–Naskah semula:

Meski bentuk puisilah yang paling efisien dan efektif, surat cinta yang romantis tak harus berisi puisi melulu. Efisiensi dan efektivitas surat cinta bisa dapat lebih ditingkatkan melalui berbagai cara. Berikut ini beberapa kiat diantaranya.

1. Awal Surat

Jangan lupa, tanggalilah surat Anda (tanggal, bulan, tahun)! Lengkapilah pula dengan menyebut tempat Anda menulis. Misalnya:

Solo, 27 Maret 2008

Dengan adanya penanggalan seperti ini, surat cinta Anda menjadi bernilai historis, sehingga lebih berharga untuk disimpan dan dibaca berulang-ulang oleh si dia.

Lalu tulislah salam pembuka dengan disertai ungkapan yang memikat hati. Umpamanya:

Assalamu ‘alaykum, bidadariku tercinta.

Jangan menulis salam pembuka yang terlalu formal, semisal: “Kepada Yth. Yurida Azmi.” Ingat, surat cinta bersifat pribadi, bukan surat formal untuk melamar pekerjaan.

Jangan pula menggunakan sebutan formal, semisal: “Bolehkah saya tahu bagaimana keadaan Anda sekarang?” Sejak bagian pengantar, sebutlah dia dengan nama panggilan yang dia sukai.

Contohnya:

Dik Ayu, gimana kabarmu hari ini? Semoga rahmat Allah dan barokah-Nya terlimpah-ruah kepadamu selalu.

Kemudian awalilah isi surat Anda dengan alasan mengapa Anda menulis surat kepada si dia. Jelaskan alasan “apa adanya”. Umpamanya:

Mawar merahku, aku penuhi saranmu untuk tidak menjumpaimu. Aku dapat menahan diri. Aku akan terus menanti-nanti tibanya saat itu, saat kita bisa mereguk madu cinta berdua selama-lamanya, dalam ridha-Nya.

Kini, Dik, senandung jiwaku menuntun tanganku untuk kembali menulis sepatah dua patah kata bagimu. Syukurlah, kau tidak pernah melarangku menulis surat cinta kepadamu. Alhamdulillaah…

2. Isi Surat

Walau Anda sejenius Einstein, lebih banyaklah menulis mengenai perasaan daripada pikiran atau pun pengamatan. Surat cinta bukanlah sripsi atau pun karya ilmiah lainnya. Surat cinta Anda adalah ungkapan isi hati Anda sendiri.

Kemudian supaya ungkapan isi hati Anda terhindar dari omong kosong belaka, jangan sekadar menyebutkan kesimpulan Anda. Jangan hanya menulis “I love you”. Rincilah bagaimana hati Anda tercuri olehnya! Caranya, diantaranya:

  • © paparkan bagaimana peristiwa terkini mengingatkan Anda pada dirinya; contoh: “Baru saja, Dik, kubaca berita di koran. Mataku terpaku. Kusimak kabar: ‘Kini, nyaris tak ada kawasan yang bebas banjir di Pekanbaru. Ancaman air bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.’ (Jawa Pos, 27 Maret 2008) Jantungku langsung berpacu cepat. Bagaimana dengan rumahmu, pikirku. Apakah tergenangi air juga? Seberapa dalam? Selamat semuanya?
  • © sebutkan keunikan dia, yang menjadikan dia “lain dari yang lain” di mata Anda; contoh: “Kubayangkan air bah datang tiba-tiba seperti serangan fajar. Ketinggian air Sungai Siak menggila, meluber ke mana-mana. Pasar Wisata, Pasar Bawah, dan Pasar Sago terendam air. Para pedagang tertunduk lesu di antara sebagian barang dagangan mereka yang bisa diselamatkan. Orang-orang menonton mereka di layar televisi. Begitu saja. Tapi kamu tidak, Dik. Seperti biasanya, kau tidak terpaku di depan televisi. Kakimu melangkah. Air bah tak menghalangi langkahmu. Kau berbelanja ikan teri dan ikan asin. Kau membayarnya dengan rupiah sejumlah dua kali lipat dari harganya. Lalu kau beranjak ke beberapa pedagang kecil lainnya dan melakukan hal yang serupa. Begitulah salah satu caramu menjadi dermawan.
  • © sebutkan keistimewaan dia, terutama yang menjadikan dia begitu berharga bagi Anda; contoh: “Kedermawananmu itu, Dik… aduhai begitu mendalam, pelajaran yang bisa kupetik dan kubagikan kepada para pembaca buku kita. Tapi tak hanya itu. Kau tak cuma inspirasi untuk menulis buku. Kaulah inspirasi dalam seluruh hidupku.
  • © terangkan bagaimana kehidupan Anda berubah menjadi lebih baik berkat kehadirannya; contoh: “Matahariku, sejak kenal dirimu aku tak lagi menjadi katak dalam tempurung. Sedikit demi sedikit, tumbuhlah aku menjadi pohon mangga di tepi jalan. Kusediakan naungan bagi para pejalan. Kusediakan buah bagi yang kehausan. Memang, buah yang kusodorkan kepada alam semesta masih sedikit sekali. Namun dengan dirimu sebagai inspirasi hidupku, aku akan terus memproduksi buah.
  • © beritahukan betapa keberadaannya menjadikan Anda bahagia; contoh: “Siapa bilang, memproduksi buah setiap saat itu menyengsarakan? Setiap kali berproduksi, aku merasa berdansa dengan dirimu, Dik. Mana mungkin aku tak bahagia menari bersama bidadari surgawi?
  • © sebutkan kesamaan-kesamaan antara dia dan Anda; contoh: “Bidadariku, saksikanlah tarian kita berdua sekarang! Saksikanlah bagaimana kita berdansa di dalam buku terbaru kita ini. Senada seirama, bukan?
  • © ungkapkan kembali peristiwa mengesankan yang kalian alami bersama.

Merinci apa saja yang Anda rasakan itu akan menambah kedalaman isi surat Anda. Namun meski rinci, meski puitis, jujurlah! Gunakan kata-kata puitis dengan setulus-tulusnya dari hati yang sedalam-dalamnya. Bila perlu, sesekali kutiplah puisi orang lain, tetapi berterus-teranglah dengan menyebutkan sumbernya.

Mengutipnya sedikit saja, ya! Jangan meniru (apalagi menyontek mentah-mentah) tulisan orang lain. Menulislah dengan gaya Anda sendiri. Pede aja, lagi!

3. Akhir Surat

Tutuplah isi surat Anda dengan pemberitahuan tentang apa yang hendak Anda kerjakan seusai menulis surat, yang berkaitan dengan dirinya. Umpamanya:

Kekasihku, aku ingin berdansa denganmu selama-lamanya; bukan hanya ketika merangkai kata-kata ini sekarang, melainkan terutama kelak di surga. Namun aku tak tahu apakah bekalku mencukupi.

Rasanya, aku perlu bersujud dan bersujud lagi. Aku perlu beramal dan beramal lagi. Jadi, kucukupkan dulu suratku kali ini. Insya’ Allah, kita akan bersilaturrahim lagi di lain kesempatan.

Akhiri surat Anda dengan frase yang manis, lalu cantumkan nama panggilan Anda. Contoh:

Yang takkan letih mencintaimu,

Shodiq

16 thoughts on “Kiat Menulis Surat Cinta Romantis

  1. Wah oK banget tuh…

    bisa langsung dipraktekkan neeh..

    maturSuwun masE Shoddiq

  2. Ping-balik: Manfaatkan Agen Cinta « Pacaran Islami

  3. sungguh surat cinta yang istimewa, serasa kisah yang ada didalam novel ayat-ayat cinta.

  4. Suibkhanalloh….. WARNING……..tapi hati-hatoi dong, surat romantis itu buat yang dah nikah lhoo….!

    klu masih dlm khitbah gak boleh donk..!!

    Tanggapan M Shodiq Mustika:
    Ulama manakah yang memfatwakannya demikian? (Ataukah Anda seorang ulama?) Ibnu Hazm al-Andalusi (ulama besar di abad pertengahan) dan Abdul Halim Abu Syuqqah (ulama Ikhwanul Muslimin) membolehkan ekspresi cinta pranikah (dan bahkan juga prakhitbah) yang mesra seperti itu. Lihat artikel Perlukah merahasiakan rasa cinta? dan Benarkah ulama Ikhwanul Muslimin mengharamkan pacaran? (2)

  5. Kalau menurut sy, mengungkapkan perasaan cinta kepada orang yg kita sayangi itu bagus sekali, sngt perlu sekali. Tapi sy sndri blm prnh berhasil dlm mslh ini…hehe. Tlng bntuan do’a dan support dr anda.

  6. aduch……

    sipz bUaaaaanget tuch sarannya…

    tolong donk krim kata – kata yang bikin wanita tersanjung dan mersa seneng tapi yang bernuansa islami seperti contoh surat itu, bisa Ga,,,,,,??

    tlong Donk…!!!!!

  7. waduhh..
    bagi orang yang gak puitis kayaknya sulit..
    dari tadi garuk2 kpala nih..
    ==a
    hahaha..

  8. wakakakakakak…

    Afwan nih, suratnya terlalu gombal. Akhwat bisa lari kalo digituin.

    Tanggapan Admin:
    Lari mendekat?
    :p

  9. Sungguh surat cinta yang sangat bagus kalau ditujukan kepada seorang yang sudah dihalalkan kepada kita. Isteri ataupun suami.
    Adapun kalau ditujukan kepada seseorang yang belum halal kepada kita, maka sungguh dan sungguh hanyalah akan mengotori hati dan jiwa kita.

    Wallahua’lam

    Tanggapan Admin:

    Silakan berpandangan lain. Kami menghargainya. Dan kami harap Anda juga menghargai saudara-saudara kita yang mengikuti pandangan Ibnu Hazm dan Abu Syuqqah. Lihat artikel Perlukah merahasiakan rasa cinta? dan Benarkah ulama Ikhwanul Muslimin mengharamkan pacaran? (2)

  10. salam to semua ya……..
    suratnya mantap… untuk yang belum nikah juga buat yang udah nikah… saya akan mencobanya he he he…. tapi saya tidak begitu yakin hal yang demikian sangat dibolehkan seperti pendapat kang shodiq, boleh-boleh saja kang shodiq punya sandaran, toh orang yang jelas2 tidak benar juga banyak yang punya sandaran…

    Tanggapan Admin:
    Semua punya sandaran, tapi kekuatannya berbeda. Kami mengikuti sandaran yang terkuat.
    Kami hanya menyampaikan kebenaran yang kami yakini. Selanjutnya kami berserah diri kepada Allah SWT. Mudah-mudahan Dia senantiasa memberi kita hidayah-Nya.

  11. Ya menulis surat ma cew/cow ngerti dlu software dan hardware nya ntar dari situ lebih bisa spesifikasi tuk nulis topik yang sesuai dengan kriteria gtuuuuu cooooooooooooii

  12. Ping-balik: SMS Mesra #3 (untuk Idul Fitri) « Pacaran Sehat

  13. Sepertinya………..keturunan Sastrawan sejati……………he.he………

Komentar ditutup.