Arsip

Aktivitas Favorit dalam Persiapan Menikah

“Istilah apa yang paling Anda sukai untuk aktivitas persiapan Anda untuk menikah?” Demikian pertanyaan untuk Anda dalam “jajak pendapat” yang kami adakan mulai saat ini sampai 27 Juli 2008. Kami menempatkannya di sebelah kanan blog ini (di bawah “Penyusun”, di atas “Hak Pembaca”). Silakan Anda berpartisipasi dengan meng-klik pilihan yang sesuai dengan pendapat Anda. Sekali menjawab, Anda bisa memilih lebih dari satu pilihan. Namun, Anda hanya berhak satu kali menjawab.

Jajak pendapat ini kami adakan untuk menyempurnakan gambaran Profil Pembaca blog ini. Dengan semakin akuratnya gambaran tersebut, insya’Allah kita akan melangkah ke depan dengan lebih mantap.

Bagaimana menurut Anda?

Ortu menyuruh cari pacar, asyik dong!

Cukup Siti Nurbaya. Sekarang eranya Cinta Laura. Sudah bukan zaman lagi ortu menjodoh-jodohkan anaknya. Tapi, eits…, tunggu dulu. Saat ini, muncul kebiasaan baru di kalangan ortu. Mau tahu apa gerangan? Rupanya, beberapa ortu masa kini memodifikasi tindakan menjodohkan dengan memberikan titah kepada sang anak untuk mencari pacar. (Jawa Pos, 9 Juli, 2008)

Ternyata bukan sekadar bila anak muda pacaran, orangtua tak melarang. Bahkan sebagian di antara orangtua itu menyuruh anaknya cari pacar (kalau belum punya pacar)! Aneh, nggak?

Baca lebih lanjut

Supaya Siap Menikah

“Ah, nggak perlu gamang dan takut begitu… Lihat nih, Pak De mu… tiga kali menikah, tiga kali cerai, dan nggak kapok juga…” Demikian kata-kata dalam ilustrasi kartun “Gamang Memasuki Gerbang Perkawinan” di kolom konsultasi psikologi, Jawa Pos, 30 Juni 2008. Namun, saya tidak hendak membahas humor tersebut. Di sini, saya lebih tertarik untuk mengutip kalimat-kalimat terpenting di kolom Baca lebih lanjut

Taaruf dan pacaran islami: Mana yang lebih efektif?

Dalam “studi kasus” terhadap seseorang, supaya lebih mengenal dia, manakah yang lebih efektif: [1] perhatikan isi rumahnya, amati lingkungan pergaulannya, kenali latar belakang pendidikannya, telusuri bacaannya, cari keterangan dari saudara dan temannya, dan berdiskusi saat silaturahmi; ataukah [2] menjalin hubungan cinta yang mendalam dengan dia, yang mengandung segala makna kasih sayang, keharmonisan, penghargaan, dan kerinduan, di samping mengandung persiapan-persiapan untuk menempuh masa depan bersama, serta menyelinginya dengan tanda-tanda cinta yang manis dan makruf, seperti tukar-pikiran dan tukar-bantuan?

Baca lebih lanjut

Pacaran Islami ala Aktivis Tarbiyah

Benarkah para aktivis dakwah dari kalangan Tarbiyah tidak suka melakukan pacaran secara islami atau “bercinta sebelum khitbah”? Benarkah bagi mereka, satu-satunya jalan menuju pernikahan adalah taaruf? Benarkah semuanya menentang mati-matian gagasan pacaran islami? Apa dampak dan konsekuensinya, baik bagi pribadi maupun kepentingan dakwah?

Baca lebih lanjut

Cara Praktis Mendeteksi Kesungguhan Cintanya

Kabar gembira: kamu bisa mendeteksi apakah si dia sungguh mencintaimu. Caranya, amatilah bagaimana dia tersenyum menanggapi “keberadaanmu”.

Memang, ada berbagai jenis senyum. Betapapun manisnya, bisa saja senyum si dia itu bukan lantaran senang, melainkan oleh sebab lain, misal lantaran kesopanan atau pun senyum palsu si “buaya darat”. Namun, penelitian ilmiah telah memberitahukan senyum yang bagaimanakah yang benar-benar bersumber dari rasa suka.

Baca lebih lanjut