Tag Archive | pacaran islami

Mau siap nikah? Pacaran dulu, dong!

Sebagian orang muslim menyangka bahwa kita bisa siap nikah tanpa pacaran lebih dulu. Benarkah demikian? Persangkaan mereka itu keliru! Sebab, makna asli “pacaran” adalah “persiapan menikah”. Mengingat bahwa nikah merupakan langkah besar dalam kehidupan, kita pada umumnya takkan mungkin siap nikah tanpa mempersiapkannya.

Ada juga yang mengharamkan pacaran sebelum menikah karena menyangka bahwa “bentuk pacaran pasti tidak lepas dari perkara-perkara haram, khususnya zina” (sebagaimana dipaparkan di bawah ini). Persangkaan mereka ini juga keliru!

Baca lebih lanjut

Konsultasi: Lantaran perbedaan, haruskah mengakhiri hubungan?

ini pertama kali saya melihat situs yang benar2 bisa menggetarkan hati saya, krn ketika saya sedang bingung tentang masalah cinta, situs ini bisa menunjukan jalan keluar dari kebingungan saya, tapi saya masih punya satu masalah cinta yang saya harap abi bisa memberikan jalan keluarnya.
saya adalah akhwat berumur 26 thn yang lumayan aktif mengikuti pengajian dan kegiatan2 dakwah, saya sudah bekerja, dan alhamdulillah memiliki banyak teman yang baik di sekitar saya.
di tempat kerja saya sekarang saya dikenalkan dengan seorang ikhwan yang katanya menaksir saya, dan ternyata ikhwan tsb lumayan menarik bagi saya.
sekarang kami berdua dekat sekali, jarang jalan berdua tapi sering sms-an dari bangun tidur hingga akan tidur lagi (alhamdulillah isi sms-nya masih tdk keluar dari batas2 kesopanan), walaupun kami tidak selalu setuju akan hal yang sama tapi kedekatan kami berdua bisa dibilang “seperti” sedang pacaran.
kami pernah membicarakan tentang pernikahan, karena kami berdua mengerti bahwa apa yang kami lakukan ini bisa menjrumuskan kami ke dalam zina,tapi pembicaraan ini belum membuahkan hasil, karena kami memiliki perbedaan2 yang signifikan.
salah satunya seperti yang di sebutkan dalam artikel abi yang menjabarkan kriteria siap menikah.
di situ disebutkan bahwa pria harus lebih tua dari wanita, sedangkan ikhwan yang dekat dengan saya ini lebih muda 4 thn dari saya, selain itu ikhwan ini aktifis di aliran islam yang berbeda dengan saya.
makanya walaupun dekat tapi sepertinya untuk menikah kami berdua masih ragu2 karena perbedaan2 itu & untuk mengakhiri hubungan kami ini sepertinya amat tidak mungkin untuk kami berdua.
tolong berikanlah pandangan abi untuk masalah saya ini.
untuk perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Tanggapan M Shodiq Mustika: Baca lebih lanjut

Contoh pacaran islami ala orang awam

Keberadaan pacaran islami bukan hanya dalam teori. Prakteknya ada. Pelakunya juga tidak harus orang-orang “khosh” seperti ulama NU atau pun tokoh Muhammadiyah. Orang awam pun dapat menjalankannya. Ini dia contohnya, sebagaimana tergambar dalam curhat seorang pembaca situs ini: Baca lebih lanjut

Konsultasi: Dilema Hubungan Tanpa Status antar Aktivis Dakwah

Meskipun khalayak utama yang kubidik ialah orang ‘awam’, ternyata banyak juga aktivis dakwah yang “melirik”. Malah, sebagian diantaranya juga berkonsultasi. Salah satu masalah yang paling sering diajukan adalah dilema hubungan [cinta] tanpa status (HTS). Di satu sisi, mereka ingin tetap tekun menekuni dunia dakwah tanpa memutuskan hubungan percintaan mereka. Di sisi lain, teman-teman sesama aktivis di komunitas mereka itu menentang keras percintaan pranikah seperti itu. Lantas, gimana dong?

Sebelum kita rambah solusinya, mari kita dengarkan dulu suara hati beberapa orang diantara mereka. Pertama, Baca lebih lanjut

Pengalaman PraNikah Diriku & PraNikah Rasulullah SAW

sekedar ingin tahu….M. Shodiq Mustika dulu nikahnya dengan cara apa??
Apakah sesuai dengan cara yang akhi ungkapkan di sini?
Jujur, saya ragu-ragu tentang perkataan akhi di halaman-halaman ini.
Teman saya nikah dengan ta’aruf, ga pake neko-nekoan didahului soal konsep tanazur segala, sumpah deh, dan kini ia berhasil.
Dan apakah Rasulullah menikah dengan cara “pacaran Islami” sesuai konsep yang akhi gembor-gemborkan di sini?

Demikianlah sejumlah pertanyaan dari seorang tamu blog Tanazhur PraNikah. Berikut ini jawaban dari diriku, M Shodiq Mustika:

Baca lebih lanjut

Model pacaran yang paling diminati: Islami, Kristiani, ala selebriti, ataukah yang hot?

Diantara lebih dari 3 juta halaman internet yang terdeteksi dengan katakunci “pacaran”, diam-diam terdapat persaingan model-model pacaran. Ada pacaran yang hot, ada pacaran ala selebritis, ada pacaran kristiani, ada pula pacaran islami. Manakah yang paling diminati oleh para netter (pengakses internet)?

Baca lebih lanjut

Mengapa pakai istilah “pacaran islami”

Image istilah pacaran sudah jauh dari ajaran islam, dan cenderung mendekati zina. Lalu mengapa kita harus menggunakan istilah pacaran islami? mengapa tidak diganti dengan bahasa yang lebih”islami”. Islam tidak mengenal pacaran. Pernikahan dalam islam di mulai dari proses ta’aruf, kitbah/meminang, dan walimah. Aturan dan adabnya sudah jelas. Jangan memaksakan sesuatu yang justru akan membawa ke hal yang bathil, lebih banyak mudhratnya. Selama ini banyak umat islam yang mencari-cari pembenaran bahwa ada pacaran secara islam? jangan hanya menginginkan situs ini hanya untuk tujuan populeritas, apalah arti semua itu diamata ALLAH SWT. Lihatlah dengan mata hatimu, dari berapa komentar yang masuk, ternyata banyak yang mengkritik. Sekiranya memang tidak mau dkritik sesama muslim, apakah kita harus menunggu kritikan ALLAH SWT? Belum terlambat.

Demikian kata seorang tamu blog Tanazhur PraNikah.

Tanggapan M Shodiq Mustika:

Baca lebih lanjut

Ayat-Ayat Mesra (buku pertama panduan pacaran islami)

Alhamdulillah. Telah terbit buku pertama yang berisi panduan pacaran islami. Sebelum ini, belum pernah ada buku yang menguraikan dengan rinci bagaimana melakukan pacaran secara islami. Buku-buku terkait sebelumnya barulah sebatas mengungkapkan ada-tidaknya pacaran dalam Islam.

Baca lebih lanjut

Konsultasi: Aktivis Rohis yang Merasa Kurang Cantik

Astaghfirullah. Sudah hampir tiga bulan aku lupa menjawab pertanyaan Puspita, seorang aktivis Rohis (Kerohanian Islam) di sekolahnya. (Kalau aku juga lupa menjawab pertanyaanmu, silakan ingatkan diriku!) Dia melontarkan pertanyaannya pada 27 Juli 2008. Baru sekarang aku ingat untuk menanggapinya.

Puspita bertanya:

Assalamu’alaikum. Pak, saya mau bertanya. Alhamdulillah saya adalah siswi anggota Rohis di sekolah saya. Dan pendidikan Rohisnya bagus juga menyenangkan. Yg ingin saya tanyakan adalah, [1] para anggota Rohis memiliki pendapat yg berlainan dalam hal pacaran. Ada yg berpendapat tidak boleh, ada yg berpendapat boleh asalkan masih dalam batasan yg sewajarnya & tidak mengumbar nafsu. Kebetulan saya berpendapat boleh asalkan masih dalam batasan yg sewajarnya & tidak mengumbar nafsu. Mohon penjelasannya, pak. [2] Lalu para siswa/i yg lain banyak yg tidak jadi masuk Rohis karena takut tidak boleh pacaran. [3] Jujur saya bingung juga dgn argument itu yg selalu melekat pada anak Rohis. Saya menjadi bingung apakah saya lebih baik tidak berpacaran saja? [4] Sementara saya sudah berjanji dalam hati pada diri saya sendiri & pada Allah, bila saya pacaran, saya tidak akan mengumbar nafsu & sewajarnya saja tanpa mengikuti cara pacaran yg lainnya. Mungkin niat saya untuk pacaran pun boleh dikatakan keterlaluan. Saya ini penyakitan sedari kecil. Dan semakin lama memang semakin parah. Saya menginginkan kelak yg menjadi pacar saya itu mau melindungi dan menyayangi saya tetapi bukan kasih sayang yg buta, tetapi didasari rasa sayang yg tulus dan dilandasi agama. [5] Lalu pertanyaan yg terakhir (maaf banyak bertanya, saya biasa dikatakan si haus ilmu), saya pernah bertanya kepada teman-teman saya, apa yg pertama kali mereka lihat dari seorang wanita sehingga mereka ingin wanita itu menjadi pacar merekan? Jawaban mereka adalah kecantikan luarnya. Jujur pak, saya agak sedih juga karena saya merasa wajah saya biasa saja & tidak cantik (meskipun Alhamdulillah ada beberapa orang yg mengatakan Allah telah memberikan saya anugrah seperti itu). Maaf apabila pertanyaan saya ini merepotkan bapak. Saya ucapkan terima kasih banyak. Wassalamu’alaikum.

Tanggapan M Shodiq Mustika:

Baca lebih lanjut

Konsultasi: Batas kontak fisik yang dibolehkan

sy seorang muslimah, saat ini sy dekat dg seorang ikhwan.yg sy dengar dia adl seorng alim (guru agama). ilmu agama sy sngt minim sekali. kami berencana akan menikah di tahun depan. selama setengah tahun perkenalan kami , hanya 2(dua) kali pertemuan kami, yaitu pada saat tukar biodata.
yang saya tanyakan, pada saat sebelum menikah, sampai mana batasan kami berkomunikasi/kontak fisik dengan dia? pernah dia meminta sy untuk memegang tangan dia, alasan dia untuk membuktikan keseriusan sy. sy tdk mengerti apa yg dia maksud dg menyuruh saya seperti itu. apakah dia cuma tes sampai seberapa jauh pemahaman sy tentang islam,karena setahu saya, memgang lawan jenis sebelum menikah blm diperbolehkan.
apakah benar sikap sy kalau sy menolak permintaan dia, walau sekedar disuruh pegang tanganya?
terimaksih, sy sngt mengharap balasan dr Anda. Smg bulan ramadhan ini Anda selalu di berkahi Alloh.

Tanggapan M Shodiq Mustika:

Baca lebih lanjut